INDOBALINEWS - Salah satu kuliner khas Bali yang selalu diburu wisatawan dan masyarakat lainnya adalah sate lilit karena selain rasanya yang lezat mengandungzat-zat baik bagi tubuh.
Tak heran jika Ketua TP PKK Bali Ny Putri Suastini Koster sangat menyukai kuliner yang satu ini.
Saking tertariknya, Putri mencoba langsung pembuatan sate lilit khas Bali, di Dapur Bali Moela, Desa Les, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng Minggu 4 Maret 2021.
Baca Juga: Naik Ojek ke Papua Nugini Secara Ilegal, Mendagri Diminta Tegur Gubernur Lukas Enembe
Baca Juga: Gunakan Kayu Kelapa Teknik 'Palungan' Hasilkan Garam Bali Istimewa Disukai Chef
Baca Juga: Setiap Lima Juta Kelahiran, Seorang Anak Laki Laki Miliki Lebih dari Satu Penis
Dia mengaku terkesan dengan tata cara pengolahan masakan khas Bali, yang keseluruhannya masih menggunakan cara tradisional seperti memanfaatkan arang, kayu bakar serta rempah-rempah lokal yang tidak ditambahkan penguat rasa.
Untuk itu, Putri mengajak semua warga untuk bersyukur bahwa Bali punya kekayaan di ranah kuliner lewat aneka rupa racikan bumbu.
"Bumbu yang diracik tak hanya menambah kelezatan masakan khas Bali, namun juga punya manfaat bagi kesehatan tubuh," ucapnya.
Baca Juga: Hadiri Pernikahan Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah, Ketegaran Krisdayanti Banjir Simpati
Baca Juga: PDIP Promosikan Arak Bali Jadi Spirit Dunia Sejajar Wisky hingga Vodka
Masyarakat perlu bersyukur karena bumbu Bali lengkap ternyata banyak mengandung zat-zat yang baik bagi tubuh, bahkan juga untuk pengobatan serkalipun.
Owner Dapur Bali Moela Gede Yudiawan, menyebutkan, bumbu Bali atau juga disebut basa genep, termasuk bumbu rajang, bumbu wangen dan yang lain, sebenarnya telah dibuat dengan cermat oleh nenek moyang orang Bali untuk tujuan pengobatan, karena sebagian besar terdiri atas rempah-rempah alami.
"Bumbu Bali secara ilmiah terbukti mengandung zat yang menyehatkan," Yudiawan menjelaskan.
Baca Juga: Bupati Klungkung Harapkan Kesucian Haji Menjadi Vibrasi Baik Bagi Umat
Yudiawan yang juga seorang Jero Mangku merangkap chef tersebut, mengungkapkan, saat ini sebagian besar manfaatnya berkurang karena mulai memasukkan unsur asing ke dalam bumbu Bali seperti MSG, tanaman dengan pestisida dan lain sebagainya.
Akibatnya, peran basa genep sebagai obat sekaligus penyedap, menjadi cukup berkurang.
"Beberapa bahan utama bumbu Bali seperti kunyit atau lengkuas terbukti memiliki khasiat antibiotik dan antiseptik," ujar Yudiawan.
Ditambahkan, dalam proses menyembelih hewan piaraan orang Bali juga selalu meletakkan lengkuas di wadah darahnya untuk tujuan mematikan virus.***