Lansia Rentan Terpapar Hoaks dan Kejahatan Digital

29 Juni 2022, 16:45 WIB
Dinas Kominfos Kota Denpasar berkolaborasi dengan Mafindo Bali. /Dok Nandang

INDOBALINEWS - Kelompok masyarakat lanjut usia (lansia) merupakan salah satu kelompok yang rentan dalam menghadapi transformasi digital yang tengah berlangsung di berbagai sektor.

Hal itu dikatakan oleh Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kota Denpasar Dr. Ida Bagus Alit Adhi Merta, S.S.T.P, M.Si dalam workshop bersama dengan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) Bali di Denpasar Senin 27 Juni 2022. 

“Termasuk juga rentan dengan paparan informasi dan berita bohong (hoaks) di tengah arus informasi yang sangat deras, serta rawan menjadi target kejahatan dan penipuan online,” jelas Ida Bagus Alit Adhi didampingi Ketua Mafindo Bali Indra Puspita.

Baca Juga: Hari Keluarga Nasional 29 Juni: ECommerce Berbagi Kiat Orangtua Bantu Anak Lepaskan Kejenuhan Saat Liburan

Mafindo merupakan komunitas pegiat anti hoaks yang telah ada di 26 kota di Indonesia. Anggotanya berasal dari beragam profesi di antaranya pendidik, profesional, mahasiswa, ibu rumah tangga dan sebagainya.

Di kesempatan yang sama Indra Puspita menambahkan bahwa setidaknya ada tiga pokok persoalan yang terjadi akibat minimnya kapasitas literasi digital di tengah lansia.

“Pertama, persoalan keterbatasan ketersediaan maupun kemampuan mengakses perangkat digital,” jelas pegiat anti hoaks Bali ini.

Lalu yang kedua adalah persoalan kognisi dan informasi literasi yang kerap menjebak lansia pada hoaks dan informasi yang tidak jelas kebenarannya.

Baca Juga: Kelompok Lintas Disabilitas Hadiri Nonton Bareng Keluarga Cemara 2 di Bioskop Inklusif

“Dan persoalan perlindungan data/privasi yang menjadikan lansia sebagai target kejahatan online seperti penipuan di ruang digital,” jelas wanita yang juga Community Manager IndigoSpace Bali ini.

Ditambahkannya bahwa dalam peta sasaran literasi digital, warga lansia tergolong dalam kelompok rentan digital.

“Para lansia menghadapi permasalahan literasi digital yang serius, namun tidak punya kapasitas untuk melindungi diri dari problem tersebut,” pungkas Founder Startup Innovate Bali ini.

Baca Juga: Dari Ajang Indonesia HR Summit: Industri Migas Menggeliat, Kebutuhan SDM Migas Alami Peningkatan Signifikan

Sementara itu Kepala Bidang Pengelolaan Informasi Publik (PIP) Gde Wirakusuma menyambut baik kolaborasi Kominfos Denpasar dan Mafindo Bali ini.

“Spirit Vasudaiva Kutumbhakam menjadi semangat kolaborasi dalam kegiatan yang memberikan edukasi dan pemahaman kepada para lansia agar bijak dan terampil berinteraksi di dunia maya melalui giat Tular Nalar ini,” jelas alumnus Universitas Jember ini.

Harapannya melalui workshop ini para lansia akan mampu menjaga diri dan lingkungannya sehingga terhindar dari penipuan digital, jebakan hoaks serta hasutan.

Baca Juga: Indonesia International Marathon 2022 di Bali Usai, Pemenang Lomba Berharap Digelar Tiap Tahun

“Termasuk juga agar para lansia mampu melakukan simple fact checking atau pengecekan fakta,” jelas Wira sapaan akrabnya.

Serta para lansia diharapkan dapat menjadi agen literasi digital sederhana bagi lingkungannya dengan menggunakan beberapa metode dan alat bantu, ujar pria asal Klungkung ini. Mengingat para lansia biasanya dihormati sehingga pendapatnya akan diindahkan oleh lingkungannya.

Baca Juga: 3 Loket Tiket Baru di Penglipuran dari MUF Bantu Normalkan Pariwisata di Bali

Untuk mengurangi kesenjangan transformasi digital pada lansia, Dinas Kominfos Kota Denpasar berkolaborasi dengan Mafindo Bali melakukan pelatihan literasi digital yang bertajuk Tular Nalar di Graha Sewaka Dharma.

Kegiatan yang bertujuan meningkatkan pemahaman dunia digital ini diikuti 18 lansia dari komunitas Warga Senior GKPB Kasih Kudus. Tercatat peserta paling senior berusia 80 tahun, yaitu Ning Pratama. ***

 

Editor: Shira Ade

Tags

Terkini

Terpopuler