Hati-Hati dengan Jejak Digital: Tuhan Maha Pengampun Tapi Google Tidak

- 27 Juni 2021, 09:22 WIB
Ilustrasi medsos atau jejaring sosial. Waspada banyaknya sampah digital termasuk dari medsos.
Ilustrasi medsos atau jejaring sosial. Waspada banyaknya sampah digital termasuk dari medsos. /LoboStudioHamburg/PIXABAY/

 

INDOBALINEWS - Perkembangan dunia digital saat ini ditandai dengan semakin masifnya penetrasi media sosial dalam berbagai aspek kehidupan manusia.

Mulai dari sosial, ekonomi hingga politik tak bisa berpaling dari dunia digital.

Bahkan bisa dibilang eksistensi berbagai sisi hidup manusia banyak yang bergantung pada dunia maya.

Baca Juga: Presiden Jokowi Tinjau Vaksinasi Massal Jelang HUT Bhayangkara ke-75

Untuk itu dibutuhkan kreatifitas positif para pengguna media sosial agar konten yang dibuat beragam dan menarik perhatian serta bermanfaat serta menginspirasi orang lain.

Dalam Webinar di Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur, Senin 21 Juni 2021 yang dimoderatori oleh Idfi Pancani ini hadir sejumlah pembicara yaitu Driana Rini Handayani, Blogger Social Media Enthuciast, Alki Adi Joyo Diharjo, CEO Viding, Rizky Tuahta Christian Bukit, Financial Enthuciast, Ni Ketut Alit Astuti Co Counder Trinity Academia, Key Opinion Leader Aulia Qolbi.

Baca Juga: BPBD Bali Godok Mega Data, Pemutakhiran dan Penguatan Data Kebencanaan

Menurut Driana Rini Handayani media sosial itu seperti pisau bermata dua ada positif juga ada sisi negatifnya.

Positifnya dengan media sosial terpampang kemudahan berkomunikasi dan berinteraksi. Selain itu juga sebagai sarana mendapatkan infromasi dengan mudah dan cepat juga kemudahan mendapatkan hiburan.

"Hindari mengunggah konten ujaran kebencian, berita palsu, SARA, fitnah, menjaga etika di media sosial dan hormati juga hak privasi orang lain," ujar Driana.

Baca Juga: Sekda Dewa Indra Tinjau Sentra Vaksinasi Covid-19 untuk Bali Bangkit

Kita juga harus memahami kita tak hanya berinteraksi dengan gadget, tapi kita berkomunikasi dengan orang lain.

“Jadi jika tak ingin dicubit jangan nyubit orang. Jangan ngangkat apapun yak berkaitan dengan isu SAR, pornografi karena kita berbicara di gadget seperti kita berbicara dengan manusia lain.”

Driana juga mewanti-wanti agar berhati-hati dengan jejak digital karena bisa dipakai rekam jejak para HRD untuk mengambil keputusan saat kita melamar pekerjaan. Dan itu bernilai lebih dari CV kita. 

Baca Juga: Viral Bali Zona Merah, Kadiskominfo: Jangan Terprovokasi Hoax

Tuhan Maha Pengampun, Tapi Google Tidak. Buatlah reputasi digital yang baik dengan berprilaku positrif di media sosial.”

Sementara itu pembicara lain, Alki Adi Joyo Diharjo dalam paparangnya tentang Stay Productive dan Creative selama Pandemi mengatakan bahwa di era digital ini yang wajib kita tumbuhkan adalah upaya adaptasi. Apalagi di era new normal masa pandemi seperti sekarang ini.

“Pandemi belum ada kepastian berakhir, banyak penelitian mengatakan ini aka nada terus dan kita harus memanagenya dengan baik agar tetap selamat. Masa ini memberi kompleksitas dan kadang memberi kita ragu mau ngapain, mau jalan kemana, khususnya UMKM bingung. Pertanyaannya akankah kita hanyut atau beradaptasi?” ujar Alki.

Baca Juga: Tragis: KDRT Berujung Maut, Isteri Tewas Dianiaya Suami Lalu Coba Bunuh Diri

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.***

Editor: Shira Ade


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah