Waspadai Berita Hoax Tentang Papua

16 Juni 2021, 10:44 WIB
Ilustrasi destinasi wisata di Papua, Raja Ampat. /Antara/

INDOBALINEWS - Saat ini berita hoax banyak terjadi terkait kondisi dan persoalan di Papua dan hal ini kerap menjadi sorotan baik dalam tingkat nasional maupun internasional.

Hal itu disampaikan CEO IndoEast Network M Ikhsan Tueleka saat menyampaikan paparan Gerakan Nasional Literasi Digital 2021, Papua Barat – Kabupaten Raja Ampat beberapa waktu lalu.

Dikatakannya penyebaran informasi tentang Papua ada yang fakta ada yang hoax. Oleh karena itu, masyarakat harus dapat meningkatkan literasi digital dengan cara yang cerdas menggunakan media sosial.

“Informasi yang didapat harus dapat disaring kebenarannya. Jika informasinya benar, dipilah lagi apakah informasi itu berguna atau tidak penting. Nah, jika informasi itu berguna baru disimpan,” ujar Ikhsan. Namun, lanjut dia, jika informasi itu salah atau hoax maka sebaiknya informasi itu segera ditinggalkan.

Baca Juga: Pria 'Terkuat' Sejagad dengan 39 Isteri Meninggal, Butuh 30 Ekor Ayam Sekali Makan Malam Sekeluarga

“Kita ingin agar kita benar-benar cerdas menggunakan sosial media. Kita bias membuat pesan, mendapatkan informasi untuk tergelitik membagikannya, dan ada yang peduli lalu membagikannya.”

Agar apa yang dibagikan bukan merupakan informasi yang hoax, kata Ikhsan, maka perlu juga mengecek informasinya di media yang lain. “Apakah informasinya hanya didapat dari media tersebut. Jika iya, maka lihat kredibilitas dari media tersebut.”

Ikhsan mengatakan, majunya teknologi informasi juga memberikan keberkahan. Masyarakat jadi bertambah tahu seputar Raja Ampat dan Papua. “Kita ada dalam situasi yang terjadi tatanan yang berubah secara signifikan. Teman-teman di Raja Ampat bisa memanfaatkan (untuk mempromosikan dan membangun Raja Ampat –red).

Baca Juga: Gagal Paham, Mau Beramal Beli Kambing Kurban, Kok Dari Hasil Curi Motor

Sementara itu, Ba Sat Reskrim Polres Raja Ampat Marlon Pattipeilohy menuturkan, pengunaan internet juga menjadikan marak terjadi penipuan online. Hanya, khusus masyarakat Papua, masyarakatnya cenderung belum melaporkan ke Kepolisian.

“Penipuan online itu bisa terjadi melalui chat, medsos, email, dan website,” kata dia.

Banyak penipuan, kata Marlon, melalui teknik phising. Mencuri informasi penting dengan mengarahkan korban memasuki situs-situs palsu, layanan situs berbayar, streaming, dan lain-lain. “Email phising, jangan langsung di klik atau dibuka. Bisa mengakibatkan kearah keinginan penipu tersebut,” ujar dia.

Marlon pun memberikan tips agar dapat menghindari phising. “Selalu periksa keabsahan email pengirim, karena email phising terlihat serupa dengan email aslinya. Jangan pernah membuka lampiran dari pengirim yang tidak dikenal dan tidak relevan karena biasanya lampiran tersebut mengandung virus. Begitu pula jangan pernah membuka tautan (link) apapun di dalam konten email yang pengirimnya tidak diketahui/tidak valid,” paparnya.

Baca Juga: Kampung Tangguh Narkoba, Benteng Pertahanan Jaga Masyarakat

Menurut Marlon, email phising menggunakan bentuk penipuan yang bersifat mendesak. Teknik penulisan pada email phising seringkali memuat banyak kesalahan penulisan (mistyped). Hal itu pula yang harus diperhatikan. “Selain itu, selalu merahasiakan informasi data diri dengan tidak membagi informasi sensitif seperti data personal, akun pengguna (username & password), data finansial (CVV kartu kredit), dan data lainnya yang bersifat sensitif. Dan tak kalah penting selalu budayakan verifikasi setiap informasi. Salah satunya dengan tidak langsung mempercayai penawaran fantastis yang tidak masuk akal.”

Marlon juga meminta masyarakat untuk tidak mudah memberikan One Time Password (OTP) kepada siapa pun yang meminta. Biasanya, kata dia, pelaku mengincar saldo dompet digital menggunakan modus pemberian hadiah, pelaku menelpon korban dan meminta kode OTP, lalu saldo dompet digital korban akan terkuras habis. “Jangan menyebarkan OTP ke siapapun. Abaikan pesan yang meminta OTP, jika ditelpon segera tutup, jika masih ragu telpon costumer service perusahaan terkait.”\

Baca Juga: Markis Kido 'Berpulang' di Gim Terakhir Olahraga Kecintaannya Bulutangkis, Selamat Jalan

Kementerian Komunikasi dan Informatik bekerja sama dengan Siberkreasi menggelar acara webinar Literasi Digital wilayah Papua Barat – Kabupaten Raja Ampat. Webinar ini untuk membangun wawasan dan pengetahuan terkait literasi digital dengan target perserta yaitu penduduk di kabupaten/kota khususnya ASN, TNI/Polri, pelajar, mahasiswa, guru, dosen, Ibu Rumah Tangga, petani, nelayan, dan pelaku UMKM.

Pemerintah telah menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan akan berulang setiap tahunnya, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada tahun 2024. Oleh karena itu, dibutuhkan penyelenggaraan kegiatan literasi digital yang massif di 514 kabupaten/kota, di 34 provinsi, di Indonesia.***

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Editor: Shira Ade

Sumber: Kemkominfo

Tags

Terkini

Terpopuler