Guru Bangsa yang Tak Haus akan Kekuasaan, Buya Syafii Wafat

27 Mei 2022, 19:39 WIB
Presiden Jokowi melayat dan laksanakan sholat jenazah Buya Syafii di Masjid Gedhe Kauman. /Tangkap layar Instagram / @jokowi.

 

INDOBALINEWS - Haji Ahmad Syafuu Maarif atau Buya Syafii yang dikenal sebagai Guru Bangsa wafat dan telah dimakamkan di Taman Makam Husnul Khotimah Muhammadiyah, Donomulyo, Kecamatan Nanggulan, Kulon Progo, Jumat 27 Mei 2022 sekitar pukul 16.15 WIB.

Pemakaman jenazah mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini berlangsung khidmat dihadiri sejumlah tokoh nasional, handai taulan dan masyarakat.

Buya Syafii sempat dirawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping, Kabupaten Sleman, sejak 14 Mei 2022 karena mengalami sesak napas.

Baca Juga: Banjir Rob dan Gelombang Pasang Landa Sepanjang Pantura Jawa Tengah

Kepergian Buya Syafii tidak hanya meninggalkan duka mendalam bagi warga Muhammadiyah, namun juga bagi umat Islam dan segenap bangsa Indonesia.

Buya Syafii dikenal sebagai tokoh bangsa yang tidak haus harta dan kekuasaan.

Hal itu dikatakan oleh Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas.

Baca Juga: Field Trip Delegasi GPDRR, Indonesia Siap Unjuk Gigi Pariwisata Tangguh Bencana

Menurutnya Buya Syafii adalah seorang tokoh yang langka karena beliau dikenal sebagai tokoh yang tidak haus dengan harta dan kekuasaan.

"Hidup beliau terbilang sederhana sehingga banyak orang yang terkejut apabila berhadapan dengannya," kata Anwar Abbas seperti dikutip dari Antara Jumat 27 Mei 2022.

Dikatakannya juga Buya Syafii juga dikenal sebagai sosok pantang menyerah serta teguh memegang prinsip.

Baca Juga: 2 Tahun Vakum, Bali Spirit Festival 2022 Kembali Digelar, Jadi Titik Bali Kebangkitan Pariwisata Bali

Nilai-nilai ajaran agama sangat kental mewarnai sikap dan kepribadiannya.

Saat pemakaman sejumlah tokoh nasional terlihat turut mengantarkan kepergiaanya ke tempat peristirahatan terakhir.

Antara lain, Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy. mantan Bupati Kulon Progo Sutedjo, Kapolres Kulon Progo AKBP Muharomah Fajarini, Dandim 0731 Kulon Progo Letkol Inf Nurwaliyanto, dan ratusan warga  memadati Taman Makam Husnul Khotimah Muhammadiyah.

Baca Juga: Mahfud MD: Asosiasi Ahli Hukum TN HAN Jangan Terjebak Dalam Pandangan Politik yang Menjebak

Sebelumnya Cendekiawan Muslim ini dikabarkan meninggal dunia pada Jumat, pukul 10.15 WIB, di RS PKU Muhammadiyah Gamping, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Buya Syafii sempat dirawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping, Kabupaten Sleman, sejak 14 Mei 2022 karena mengalami sesak napas.

Pada Maret 2022, Buya Syafii juga sempat dirawat rumah sakit yang sama karena mengalami serangan jantung ringan.

Baca Juga: Green Jobs, Lambang Perekonomian dan Masyarakat yang Lebih Berkelanjutan

Buya Syafii lahir di Nagari Calau, Sumpur Kudus, Minangkabau, pada 31 Mei 1935, dari satu keluarga yang sederhana.

Ia sempat mengeyam pendidikan di jurusan Sejarah Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Yogyakarta.

Syafii muda pernah menggeluti beberapa pekerjaan demi menyambung kehidupan, di antaranya menjadi guru mengaji, buruh, pelayan toko, berdagang serta guru honorer.

Baca Juga: Presiden Jokowi Ajak AS Ikut Ciptakan Perdamaian dan Stabilitas

Dia juga pernah berkecimpung di dunia jurnalistik dengan menjadi redaktur majalah Suara Muhammadiyah hingga sebagai anggota Persatuan Wartawan Indonesia.

Mantan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ini meraih gelar master di Departemen Sejarah Universitas Ohio, AS.

Kemudian gelar doktor diperolehnya dari program studi Bahasa dan Peradaban Timur Dekat, Universitas Chicago, AS, dengan disertasinya berjudul "Islam as the Basis of State: A Study of the Islamic Political Ideas as Reflected in the Constituent Assembly Debates in Indonesia".

Baca Juga: Analog Switch Off atau ASO, Keluarga Kurang Mampu di Denpasar Dapat Set Top Box Gratis

Syafii menjabat sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 1998-2005, menggantikan Amien Rais.

Setelah tak lagi menjabat di PP Muhammadiyah, Syafii kemudian aktif di lembaga advokasi dan pendidikan yang didirikannya, yakni Maarif Institute.

Syafii juga dikenal sebagai penulis. Banyak pemikirannya yang mewarnai dunia Islam.

Pada Tahun 2015 Syafii pernah menjadi Ketua Tim Independen yang mengatasi konflik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Polri.

Baca Juga: Catat Sejarah: Bali Tuan Rumah Vespa World Days 2022, Indonesia Jadi Negara Pertama di Luar Eropa Sejak 1954

Sejak 28 Februari 2018 hingga akhir hayatnya, Syafii menjabat sebagai anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).

Tak hanya itu, Syafii juga menjabat sebagai Presiden World Conference on Religion for Peace (WCRP). ***

 

 

Editor: Shira Ade

Tags

Terkini

Terpopuler