Prokes Perlu Digalakkan Lagi, IDI Berikan Jurus Penangkal Varian Baru Covid 19

3 November 2022, 18:27 WIB
Warga disarankan memperketat kembali protokol kesehatan untuk menangkal penularan varian baru Covid-19 seperti Omicron, XBB dan XBC. /Pixabay/Tumisu

INDOBALINEWS.COM – Protokol kesehatan atau prokes yang mulai kendur dilakukan warga disarankan digalakkan kembali dengan ketat.

Taat prokes tersebut dimaksudkan untuk menangkal penyebaran varian baru Covid-19 seperti Omicron, XBB dan XBC

Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Erlina Burhan mengatakan selain telah mendaparkan vaksin lengkap termasuk penguat (booster) menggunakan masker sangat disarankan untuk mencegah penularan varian baru Covid-19.

Baca Juga: Kapal Kargo Shinsung Tenggelam di Taiwan, 12 ABK dari Indonesia Hilang

"Mutasi dapat terjadi, namun varian baru tetap dapat dihindarkan dengan mengikuti protokol kesehatan. Dengan mendapatkan vaksin sesuai anjuran pemerintah, memakai masker yang tepat (tidak terlalu longgar di wajah), membersihkan tangan dengan hand sanitizer atau air dan sabun, menutup mulut dan hidung dengan siku atau tisu saat batuk, melakukan isolasi mandiri jika hasil pemeriksaan Covis-19 positif atau bergejala," katanya, dikutip dari Antaranews, Kamis, 3 November 2022.

Menurut Erlina pengembangan vaksin bivalen dapat dipertimbangkan, mengingat rekombinasi varian Covid-19 dan XBC merupakan rekombinasi Delta dan Omicron BA.2.

"Pada kondisi tertentu terdapat risiko perburukkan klinis (Delta) dan peningkatan transmisi (Omicron BA.2)," ujarnya.

Baca Juga: Libur Natal 2022 dan Tahun Baru 2023: Pemudik Diprediksi Mencapai 60,6 Juta Orang

Ia juga memaparkan beberapa gejala dan derajat keparahan gejala dari varian XBB dan XBC yang menyebar di sejumlah negara termasuk Australia, Singapura, Inggris, hingga Filipina.

Erlina menyebut gejala XBB dan XBC mirip gejala Covid-19 secara umum, seperti demam, batuk, lemas, sesak, nyeri kepala, nyeri tenggorokan, pilek, mual dan muntah, dan diare.

"Meskipun belum ada laporan bukti ilmiah resmi, mengingat XBC merupakan kombinasi varian Delta, gejala anosmia dan ageusia yang merupakan gejala khas varian delta mungkin dapat terjadi," katanya.

"Hingga saat ini, belum ada laporan ilmiah resmi yang menyatakan XBB dan XBC menyebabkan Covid-19 dengan gejala yang lebih berat," ujarnya.

Baca Juga: Operasi Puri Agung 2022, Polri Libatkan 9.700  Personel Amankan KTT G20 di Bali

PB IDI memberikan rekomendasi kepada pemerintah untuk mengantisipasi tendensi kenaikan kasus, terutama menjelang libur Natal dan tahun baru.

"Lalu, meningkatkan cakupan vaksinasi booster, memperbaiki distribusi atau logistik untuk obat dan vaksin, dan menggalakkan program PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)," ujar Erlina.

Sementara itu untuk masyarakat, PB IDI mempersilakan untuk tetap beraktivitas, tapi dengan menjaga protokol kesehatan.

Baca Juga: Kabar Bali United: Pasca Operasi, Made Andhika Wijaya Harus Menepi Hingga 8 Minggu

Seandainya mendapatkan gejala terpapar Covid-19, segera periksakan diri agar diketahui status penyakit, sehingga bisa menentukan sikap untuk saling melindungi satu sama lain.

"Masyarakat dengan komorbid agar berhati-hati, terutama bila berinteraksi dengan banyak orang di keramaian. Terakhir, segera menjalani vaksinasi booster dan melakukan PHBS dalam keseharian," kata Erlina.

Sedangkan bagi tenaga kesehatan, PB IDI merekomendasikan untuk terus melakukan edukasi tentang pencegahan Covid-19 kepada masyarakat, serta menjaga kesehatan pribadi agar tidak terinfeksi virus tersebut dan tetap bisa memberikan pelayanan kesehatan.***

Editor: M. Jagaddhita

Tags

Terkini

Terpopuler