'Pelecehan Seksual Anak Meningkat, Turut Dipengaruhi oleh Belajar Daring'

9 September 2020, 13:11 WIB
ilustrasi pelecehan seksual pada anak /tim indobalinews2/Dok Pikiran Rakyat

INDOBALINEWS -Meningkatnya kasus pelecehan seksual terhadap anak di Bekasi, turut dipengaruhi oleh pembelajaran jarak jauh atau Daring yang membuat anak banyak waktu luang di luar sekolah. Kondisi ini diperparah dengan minimnya pengawasan orang tua.

Demikian dikatakan oleh Komisioner Bidang Bimbingan Konseling Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kabupaten Bekasi, Wulan Mayasari, Selasa 8 September 2020 di Bekasi seperti yang dikutip indobalinews.com Rabu 9 September 2020 dari Pikiranrakyat.com.

Baca Juga: Ini Cara Atasi Anak Demam di Masa Pandemi

“Dari hasil pengawasan dan pendampingan kami, itu kekerasanseksual terhadap anak ini terjadi saat orang tua korban sedang tidak di rumah. Sedangkan anaknya sendiri karena kan lebih banyak di rumah tanpa pengawasan,” ucap Wulan Mayasari,

Disebutkannya juga kasus pelecehan seksual terhadap anak tengah meningkat di Kabupaten Bekasi. Tercatat setidaknya terdapat empat kasus yang kini ditangani kepolisian dengan anak sebagai korban kekerasan fisik maupun seksual.

Baca Juga: Belajar Dari Kasus Reza, Narkoba Bisa Bikin Bingung, Kejam Hingga Bunuh Diri

Wulan mengatakan tengah mendampingikasus pelecehan terhadap anak di Tambun Selatan yang pelakunya tidak lain paman korban. Kasus ini telah diberitakan “PR” edisi Senin 7 September 2020.

“Jadi si anak ini memang polos, tidak tahu apa-apa. Dan kejadiannya saat orang tua korban tidak ada, dan istri dari pelaku pun tidak ada. Sama-sama bekerja. Sedangkan si anak ini kan di rumah karena kebetulan kediaman korban dan pelaku ini berdekatan,” ucap dia.

Baca Juga: Cek FAKTA : Perokok Lebih BeresikoTerjangkit Covid-19 Daripada Non-Perokok

Hal serupa pun terjadi pada kasus pelecehan yang dilakukan ayah tiri di Kedungwaringin.

“Motifnya sama, di rumah tidak ada siapa-siapa. Ibu korban yang juga istri pelaku sedang bekerja,” ucapnya.

Wulan mengatakan, dari hasil pendampingan itu, kasus pelecehan seksual ini beberapa di antaranya disebabkan karena pengawasan orang tua yang lemah. Banyaknya waktu luang anak karena sekolah tatap muka ditiadakan dapat berakibat buruk jika dibarengi dengan pengawasan.

Baca Juga: Pohon Tumbang Nyawa Melayang di Buleleng Bali

“Ini tidak hanya terjadi pada kasus pelecehan seksual, kami pun kini tengah mendampingi kasus bullying yang juga terjadi di Tambun Selatan. Di mana anak-anak yang kan lebih banyak di rumah, bermain handphone, media sosial, tanpa pengawasan. Ternyata di media sosial itu si anak bertikai hingga akhirnya bertemu dan terjadi bully,” ucap dia.

Wulan menegaskan, pembejalaran jarak jauh tidak serta merta membuat orang tua menurunkan pengawasannya. Lebih dari itu, peran orang tua justru paling utama.

Baca Juga: Hati-hati Main Medsos, Bisa-bisa Berakhir di Ruang Sidang

“Karena selain membimbing anak sekolah dari rumah, juga tetap mengawasi pergaulannya di dunia maya,” ucap dia.

Selain dua kasus yang disebutkan Wulan, terdapat dua kasus lainnya yang juga berkaitan dengan pelecehan seksual terhadap anak. Pertama, pelecehan seksual terhadap ANS (17) oleh RI (37) yang diawali dari perkenalan keduanya di media sosial.

Baca Juga: Pemain Lama Kasus Narkoba Diringkus di Tabanan Bali

Ironisnya, IR melakukan pelecehan terhadap ANS yang sama-sama laki-laki. Pelecehan dilakukan IR dengan mengiming-imingi korban akan diajari ilmu pelet.

“Jadi korban diajak oleh pelaku menginap di kediamannya di wilayah Setu. Kemudian di situlah korban dilecehkan saat korban sedang tertidur,” ucap Kepala Kepolisian Sektor Setu, Ajun Komisaris Herdiadi.

Baca Juga: Bersih-bersih Pantai Kuta, Barakuda Bali Ubah Citra Anak Kolong

Berdasarkan laporan dari keluarga korban, IR ditangkap di kediamannya di Desa Ciledug Kecamatan Setu Kabupaten Bekasi. Dari hasil pemeriksaan, IR diketahui bekerja sebagai karyawan di salah satu rumah sakit. Aksi pencabulan ini pun telah dilakukannya sebanyak enam kali kepada korban yang berbeda-beda.

Ironisnya, IR melakukan pelecehan terhadap ANS yang sama-sama laki-laki. Pelecehan dilakukan IR dengan mengiming-imingi korban akan diajari ilmu pelet.

Baca Juga: Toilet Kejati Bali, Saksi Bisu Tewasnya Mantan Kepala BPN Denpasar

“Jadi korban diajak oleh pelaku menginap di kediamannya di wilayah Setu. Kemudian di situlah korban dilecehkan saat korban sedang tertidur,” ucap Kepala Kepolisian Sektor Setu, Ajun Komisaris Herdiadi.

Berdasarkan laporan dari keluarga korban, IR ditangkap di kediamannya di Desa Ciledug Kecamatan Setu Kabupaten Bekasi. Dari hasil pemeriksaan, IR diketahui bekerja sebagai karyawan di salah satu rumah sakit. Aksi pencabulan ini pun telah dilakukannya sebanyak enam kali kepada korban yang berbeda-beda.(***)

Editor: Shira Ade

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler