Prita Kemal Gani : PR Perlu Bangun Engagement Kuat Dengan Media

10 September 2020, 09:21 WIB
Founder & CEO LSPR Communication and Business Institute Prita Kemal Gani, MBA, MCIPR, APR, dalam acara 'Manajemen Komunikasi Media' yang digelar Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi di Jakarta Rabu 9 September 2020 /shira ade/Ist

INDOBALINEWS - Di era digital seperti sekarang ini, praktisi Public Relations (PR) perlu membangun engagement yang kuat dengan media. Sementara untuk membangun engagement yang kuat dengan media, praktisi PR harus memahami media terlebih dahulu. 

Baca Juga: Pohon Tumbang Nyawa Melayang di Buleleng Bali

Demikian yang dikatakan oleh Founder & CEO LSPR Communication and Business Institute Prita Kemal Gani, MBA, MCIPR, APR, dalam rilisnya di acara 'Manajemen Komunikasi Media' yang digelar Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi di Jakarta kemarin, seperti yang dikutip oleh indobalinews.com, Kamis 10 September 2020.

Baca Juga: Ketua PWI Bali : Hidup Alm Jakob Oetama Diabdikan untuk Mencerdaskan Bangsa

Menurut Prita lagi, hal itu harus dilakukan mengingat pemberitaan yang ditayangkan media mampu mempengaruhi opini publik.

Dalam konteks perusahaan, pemberitaan media dapat mempengaruhi opini publik terkait image merek maupun reputasi perusahaan. Sementara itu, dalam konteks pemerintah, maka pemberitaan media turut mempengaruhi opini publik terkait kebijakan yang dicanangkan. “Antara lain, dengan memahami kebutuhan media di era digital seperti sekarang," tutur Prita Kemal Gani yang juga sebagai anggota Dewan Pembina JMSI Pusat.

Baca Juga: Masyarakat Bali Berharap Trans Metro Dewata tak Bernasib Seperti Sarbagita

Prita Kemal Gani dalam acara 'Manajemen Komunikasi Media’ yang digelar Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, pada Rabu 9 September 2020 Ist

Acara tersebut juga dihadiri oleh Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri, Dr. Ahmad Saufi, S.Si., M.Sc, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto, S.T., M.Sc., Ph.D, Direktur SMK: Dr. Ir. M. Bakrun, M.M dan Direktur Kursus dan Pelatihan, Dr. Wartanto.

Baca Juga: Update Penanggulangan Covid-19 di Bali, 9 September 2020

dalam acara itu juga,  lebih jauh Prita menjelaskan, ada empat kebutuhan utama yang dibutuhkan media. Keempat kebutuhan itu adalah informatif, kreatif, komunikatif, dan strong media bonding.

Baca Juga: Belajar Dari Kasus Reza, Narkoba Bisa Bikin Bingung, Kejam Hingga Bunuh Diri

Informatif artinya PR harus mampu memberikan informasi atau data terkini (up-to-date) dalam format multimedia, baik print, digital, hingga video maupun infografis. Selain itu, PR juga harus rutin meng-up date website maupun media sosial perusahaan atau instansinya, karena kanal digital ini kerapkali dijadikan media sebagai kanal untuk mencari informasi sebagai bahan penulisan.

Baca Juga: Cek FAKTA : Perokok Lebih BeresikoTerjangkit Covid-19 Daripada Non-Perokok

Kebutuhan kedua adalah kreatif. Media membutuhkan konten sekaligus informasi yang dikemas secara kreatif. Artinya, informasi yang disajikan kepada media dapat dikemas dalam berbagai angle penulisan.

Mengingat, para jurnalis datang dari berbagai desk, seperti dari desk pendidikan, bisnis, lifestyle, dan sebagainya. Bentuk kreatif lainnya adalah dengan menawarkan wawancara eksklusif dengan petinggi di perusahaan.

Baca Juga: Toilet Kejati Bali, Saksi Bisu Tewasnya Mantan Kepala BPN Denpasar

“Selain itu, informasi yang disajikan pun dapat menampilkan narasumber yang tidak melulu dari internal perusahaan. Misalnya, menghadirkan narasumber pakar dari luar yang sedang happening,” lanjut Prita

Ketiga, kebutuhan media adalah komunikatif. Ditegaskan Prita, spoke person di perusahaan atau instansi, termasuk PR, harus mudah diakses atau dihubungi, pro-aktif, dan mampu membangun hubungan dua arah, seperti mau mendengar dan menerima masukan.

Baca Juga: Hati-hati Main Medsos, Bisa-bisa Berakhir di Ruang Sidang

Terakhir, media membutuhkan strong media bonding. Artinya, PR harus mampu membangun hubungan emosional dengan media. Mulai dari meng-up-date isu atau informasi terkini. Dibutuhkan juga media visit, membuat pertemuan secara berkala dengan media melalui berbagai bentuk.

Seperti memberikan pelatihan kepada media, menggelar kegiatan outbond bersama media demi membangun kedekatan. Juga membangun kerja sama mlaluii program kolaborasi dengan media.

Baca Juga: Penangguhan Penahanan Jerinx SID Ditolak, Kuasa Hukum Minta Peradilan Tidak Daring

Bisa juga dengan memberikan kesempatan kepada media untuk menjadi pembicara di sejumlah kegiatan internal perusahaan. Hingga merespon setiap pemberitaan mereka dengan men-share berita tersebut di media sosial, sebagai wujud apresiasi.

“Bahkan, PR juga dapat membuat WhatsApp (WA) Group guna membangun hubungan yang intens dengan media. Melalui WA Group ini, PR dapat berbagi informasi terkini kepada teman-teman media. Tentu saja, agar WA Group interaktif atau komunikasinya dua arah, PR dapat membuat games atau kuis untuk teman-teman media."

Baca Juga: Ini Alasan Krama Bali Lebih Baik Beli Produk Lokal

Selain itu, di WA Group ini, PR juga harus responsif dan cepat dalam menjawab setiap pertanyaan media,” tutup Prita

Terkait London School of Public Relations, Jakarta berdiri sejak 1 Juli 1992 adalah sebuah perguruan tinggi swasta yang menyelenggarakan program sarjana ilmu komunikasi. Program ini terbagi atas enam konsentrasi pilihan yaitu, Public Relations, International Relations, Marketing, Mass Communication, Digital Media Communication & Advertising dan Performing Arts Communication, serta program pasca sarjana.(***)

 

Editor: Shira Ade

Tags

Terkini

Terpopuler