Badai Siklon Seroja, KKP Data Kerugian Warga di Kawasan TNP Laut Sawu Region Timor Capai Rp7 Miliar

- 22 April 2021, 12:35 WIB
Survei rapid assessment dampak badai siklon tropis Seroja terhadap aktivitas pemanfaatan dilakukan di 9 desa di wilayah Kabupaten Kupang yang berbatasan langsung dengan wilayah TNP Laut Sawu
Survei rapid assessment dampak badai siklon tropis Seroja terhadap aktivitas pemanfaatan dilakukan di 9 desa di wilayah Kabupaten Kupang yang berbatasan langsung dengan wilayah TNP Laut Sawu /Dok. KKP

INDOBALINEWS  - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Ditjen PRL) mulai melakukan pendataan ke wilayah masyarakat pesisir di Kawasan Konservasi Perairan Nasional (KKPN) Taman Nasional Perairan (TNP) Laut Sawu Region Timor yang terdampak bencana.

Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Tb. Haeru Rahayu menjelaskan survei dilakukan sebagai bentuk perhatian KKP terhadap masyarakat pelaku usaha kelautan dan perikanan yang terkena dampak badai siklon tropis Seroja.

Survei rapid assessment dampak badai siklon tropis Seroja terhadap aktivitas pemanfaatan dilakukan di 9 desa di wilayah Kabupaten Kupang yang berbatasan langsung dengan wilayah TNP Laut Sawu.

Baca Juga: Kapolri Perintahkan Densus 88 Antisipasi Kejahatan Terorisme saat Bulan Ramadan hingga Lebaran

Sembilan desa tersebut adalah Desa Lifuleo, Desa Tablolong, Desa Tesabela, Desa Oenaek, Desa Akle, Desa Naikean, Desa Uitiuhana, Desa Pantulan dan Kelurahan Sulamu.

“Badai siklon tropis Seroja telah menghancurkan rumah dan fasilitas warga di Provinsi NTT khususnya di wilayah TNP Laut Sawu," ujarnya dalam keterangan tertulis diterima IndoBaliNews, Kamis 22 April 2021.

Penilaian secara cepat (rapid assessment) dilakukan untuk mendata kerusakan atau kerugian yang dialami warga khususnya terkait aktivitas pemanfaatan di TNP Laut Sawu Region Timor.

Baca Juga: Polisi Dalami Kasus Beredarnya Video Asusila Pasangan WNA di Kawasan Gunung Batur

Baca Juga: Presiden Jokowi Harapkan hingga Akhir Tahun 2021 Tidak Ada Impor Beras

"Para pelaku usaha perikanan dan kelautan untuk melakukan pendataan kerusakan dan memberi dukungan moril kepada mereka,” ujar Tebe dalam keterangannya di Jakarta.

Melalui rapid assessment ini maka dapat diperkirakan nilai kerugian yang dialami warga yang terdampak. Hasil rapid assessment kerusakan ini sangat penting karena dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan bantuan ke depannya.

Kepala BKKPN Kupang, Imam Fauzi menerangkan berdasarkan hasil survei didapatkan aktivitas pemanfaatan yang banyak terdampak atau mengalami kerusakan antara lain budidaya rumput laut, perikanan tangkap dan usaha pariwisata pantai.

Baca Juga: Polri Terjunkan 171.457 Personel Target Pengamanan Mudik Lebaran di Tiga Provinsi

Para pembudidaya rumput laut melaporkan semua bibit rumput laut yang telah ditanam hilang tersapu badai dan beberapa peralatan budidaya juga mengalami kerusakan seperti tali budidaya, para-para (meja untuk menjemur rumput laut) dan lopo-lopo (gubuk kerja rumput laut).

"Total pembudidaya yang terdampak di 9 desa tersebut sebanyak 2.113 KK dengan estimasi kerugian mencapai Rp7 miliar yang terdiri dari kerugian karena gagal panen dan kehilangan sarana dan prasarana budidaya," ungkapnya.

Baca Juga: LPSK Minta Masyarakat Tak Perlu Takut Bersaksi dalam Kasus Tewasnya Anggota Brimob Imam menambahkan bahwa pada aktivitas penangkapan ikan, beberapa nelayan mengalami kerusakan kapal.

Sedangkan dampak pada aktivitas pariwisata pantai salah satunya adalah Pantai Oesina yaitu beberapa bangunan seperti toilet, tandon air, warung kuliner, dan aula rusak karena tertimpa pohon.

Guna mengetahui kondisi lapangan yang sebenarnya, BKKPN Kupang terjun ke masyarakat mewawancarai aparat desa maupun masyarakat pesisir.

"Juga dilakukan groundcheck kondisi aktivitas pemanfaatan setelah badai siklon tropis Seroja,” demikian Imam. ***

Editor: R. Aulia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x