2. Krisis Air Tanah
Jakarta juga dihadapkan pada masalah lain yang semakin memperparah situasi, yaitu krisis air tanah. Penyedotan air tanah yang berlebihan untuk keperluan penduduk dan industri telah menyebabkan penurunan permukaan tanah yang signifikan.
Beberapa wilayah Jakarta bahkan sudah tenggelam beberapa meter. Akibatnya, ketika air laut naik, wilayah ini menjadi lebih rentan terhadap banjir.
Baca Juga: Waduh! Orang Tua Penyerang Liverpool Diculik Teroris
3. Tenggelam Karena Banjir
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, hampir 17 persen dari luas total tanah di Jakarta berada di bawah risiko banjir akibat kenaikan permukaan laut dan rendahnya permukaan tanah. Ancaman terbesar ini diperkirakan akan terjadi pada tahun 2030, dengan skenario yang mempertimbangkan RCP8.5, yang merujuk pada proyeksi perubahan iklim yang cukup ekstrem. Ini adalah gambaran area diperkirakan yang akan terkena dampaknya.
Laporan Greenpeace menjadi pengingat penting bahwa perubahan iklim adalah ancaman nyata, dan tindakan mendesak diperlukan. Pemerintah Indonesia, bersama dengan komunitas internasional, harus segera mengambil langkah-langkah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan memitigasi dampak perubahan iklim.
Baca Juga: Bumi Semakin Panas! Ini Perubahannya Jika Dilihat dari Satelit dalam Kurun 138 Tahun