Network
Meski demikian, Prancis bukan tanpa beban. Di lini depan, Prancis memang masih memiliki Kylan Mbappe dan Oliver Giroud yang sudah bahu membahu sejak dilini depan sejak 2018, namun kehilangan Karim Benzema yang harus menepi karena cedera, tentu sedikit tidaknya mempengaruhi ketajaman barisan depan sang juara bertahan.
Baca Juga: Update Gempa Cianjur: Korban Meninggal Dunia Bertambah Menjadi 268 Orang
Tanpa Karim Benzema yang menjadi roh utama Real Madrid sepanjang tahun 2022, praktis Prancis hanya menyisakan Oliver Giroud sebagai ujung tombak serangan di lini depan.
Kylan Mbappe bisa jadi pilihan utama tujuan bola Prancis, namun seiring dengan makin banyaknya kontroversi yang berujung pada hujatan dan kritik bertubi-tubi, performa striker PSG tersebut juga mengalami penurunan.
Bukan hanya Karim Benzema saja yang tidak bisa memperkuat Prancis di Piala Dunia 2022, tapi pilar utama seperti Paul Pogba dan N'Golo Kante juga tidak diikursertakan karena faktor cedera.
Baca Juga: Usai Rumah Paman Didatangi 100 Orang, Wanda Hamidah Lapor Polisi Dugaan Pengancaman
Dari sisi non teknis, Prancis diganggu mitos kutukan juara bertahan. Prancis sendiri pernah mengalaminya. Setelah menjadi kampiun Piala Dunia 1998, pada edisi selanjutnya di Jepang dan Korea Selatan tahun 2002, Prancis langsung jeblok dan tersingkir dibabak penyisihan grup.
Selanjutnya Brasil, Italia, Spanyol dan Jerman juga mengalami mitos kutukan juara bertahan. Datang sebagai juara bertahan, mereka semua tidak mampu bicara banyak.
Beban mitos kutukan juara bertahan sangat mengganggu persiapan Prancis menuju Piala Dunia 2022.
Sementara disisi lain, Australia datang ke Piala Dunia 2022 dengan semangat membalas kekalahan di Piala Dunia 2018. Saat itu, Prancis dan Australia juga berada dalam satu grup yang sama. Dalam pertemuan tersebut Australia dikalahkan Prancis dengan skor 1-2.
