"Wisatawan merasa dipalak, jadi distop di jalan merasa dipaksa, di situ mereka membeli tiket masuk dan activity, yang dijual itu adalah activity yaitu tracking dengan pemandunya," lanjutnya.
Kemudian, untuk activity berupa tracking dan pemandu, ini menang harus ada sebuah kesepakatan oleh pengelola inti dan ini ibaratnya berlomba-lomba membuat konter mendekatkan ke arah datangnya wisatawan.
"Nah ini kompetisi tidak sehat, dan apalagi perilaku tempat pos atau konter seperti memaksa, baik driver yang membawa wisatawan ataupun kepada wisatawan untuk membeli activity. Ini tidak sehat, tentu sudah banyak komplain seperti yang disampaikan dalam medsos, yang negatif dan ini momentum untuk kita berbenah menyongsong yang lebih baik," paparnya.
Selanjutnya, pihaknya akan merancang tata kelola wisata Air Terjun Sekumpul dengan merujuk pada Peraturan Gubernur (Pergub)!Bali Nomor 28 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Pariwisata Bali.
"Nanti bagaimana sesuai Pergub 28, Tahun 2020. Aturan Gubernur Bali itu kita taati dan kita patuhi dan kita harapkan semuanya tidak akan kehilangan mata pencaharian tetapi kita wujudkan bagaiman hospitality kita kepada wisatawan, sehingga wisatawan merasa aman, nyaman terlindungi, dan citra negatif yang merasa dibodohi merasa dipalak sudah tidak ada lagi," ujarnya.***
Baca Juga: Liga 1: Teco Mulai Gusar Gegara 6 Pemain Tahap Pemulihan Plus 2 Masuk Timnas
Baca Juga: Presiden Israel: Perlu Tetap Berada di Gaza Pasca Konflik, Biden Sebut itu Kesalahan Besar