Viral Video Terkait 'Agama' Jelang Pemilu 2024: Hati-Hati Agama Jangan Dijadikan Guyonan Politik

26 Desember 2023, 12:27 WIB
Zulkifli Hasan (Zulhas). Sejumlah tokoh menyatakan video viral soal candaan politik tidak etis dan melanggar kampanye pemilu. /@zul.hasan/Instagram

INDOBALINEWS -  Jelang Pemilu 2024 sejumlah video viral menyangkut tokoh Partai Politik maupun capres yang akan bertarung nanti bermunculan kembali ikut memanaskan suasanan.

Beberapa yang belakangan jadi perbimbacaraan masyaarakat adalah video viral yang beredar soal pernyataan Ketua Umum PAN yang juga Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas terkait gerakan tahiyat dalam salat hingga pengucapan amin setelah bacaan Alfatihah. Video viral itu pun menuai banyak komentar berbagai pihak.

Tak hanya itu, usai video Zulhas viral, muncul lagi potongan video capres nomor urut 1 Anies Baswedan dan ulama kondang Ustad Abdul Shomad (UAS).

Baca Juga: 8 Cara Mengupas Makanan yang Enggak Bikin Emosi, Wajib Dicoba di Rumah!

Dalam video berdurasi 48 detik tersebut, termuat perbincangan antara UAS dan Anies. Video ini pun juga ramai diperbincangkan nitizen, baik yang pro dan kontra terkait hal itu.

Menanggapi hal itu, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengimbau agar sisi kultus dalam beragama tidak dijadikan sebagai sebuah lelucon ataupun guyonan di tengah meningkatnya hiruk pikuk politik menuju Pemilu 2024.

"Nah justru itu, sebenarnya guyonan soal agama itu kan sering dilakukan. Banyaklah kalau kita kalau browsing kita lihat di Youtube misalnya banyak orang menjadikan agama sebagai bahan guyonan. Saya kira sih kalau bisa dihindari, jangan gunakan agama sebagai guyonan," kata Menag Yaqut Cholil Qoumas usai acara pengukuhan Relawan Moderasi Beragama dan Deklarasi Pemilu Damai di lingkungan Kanwil Kementerian Agama Nusa Tenggara Barat (NTB) di Lapangan Sangkareang, Kota Mataram, Selasa 26 Desember 2023.

Baca Juga: Cuan di Masa Libur Nataru, Ini Aplikasi Penghasil Uang Sfile Mobi Tanpa Deposit

Pria yang akrab disapa Gus Yaqut itu menilai tingkat sensitivitas publik pada tahun politik meningkat. Oleh karena itu, pihaknya tidak menginginkan jika agama dijadikan bahan candaan, sebab hal tersebut bisa memantik reaksi publik secara luas.

"Tetapi memang kadang-kadang itu menjadi ramai kalau ketemu momentum politik seperti ini, dikorek-korek. Itu dulu yang guyon soal agama itu, ndak ketemu momentum politik juga ndak apa-apa. Sekarang ketika ketemu momentum politik, maka lain jadinya," ujarnya dilansir dari Antara.

Untuk itu, kata dia, pihaknya meminta para aktor politik, para tuan guru, ulama untuk berhenti menyinggung atau menjadikan anasir-anasir agama sebagai lelucon.

Baca Juga: Bursa Transfer Pemain: Barcelona dan Inter Milan Saling Sikut Incar Striker Masa Depan Swedia Lucas Bergvall

"Saya kira sudahlah, sudahi, baik menggunakan agama sebagai alat politik, bahan candaan atau apapun, jangan. Sudah berhenti, yang sudah ya sudah, ndak perlu diulangi ndak perlu sampai tuntut-tuntut," katanya. ***

Editor: Shira Ade

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler