Pasangan Suami Istri Memilih Tanpa Anak, Ini Risiko Kesehatan bagi Perempuan

6 September 2021, 05:25 WIB
Kini semakin banyak suami-istri yang memutuskan tidak memiliki anak (childfree) yang dapat berisiko terhadap kesehatan dan biologis perempuan. /Pixabay @Olessya

INDOBALINEWS – Kini semakin banyak pasangan yang memutuskan menikah resmi dan memilih untuk tidak memiliki anak atau childfree.

Pilihan tersebut berdasarkan alsan masing-masing mulai dari alasan kesehatan, kenyamanan, dan terkadang menjadi rahasia pasangan tersebut.

Namun, keputusan tersebut bukan tanpa risiko, karena berdasarkan sejumlah pendapat ahli menikah dan memilih tidak memiliki keturunan berdampak terhadap kesehatan.

Baca Juga: Masker untuk Kulit Kusam dan Mati, Memanfaatkan Bahan Alami agar Wajah Kinclong

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan konsekuensi pasanga tanpa anak di antaranya berisiko biologis bagi pasangan perempuan.

"Seberapa kita mau memenuhi hak kita, tetap perlu diimbangi dengan seberapa dalam kita mempertimbangkan dan memutuskan hak tersebut dengan sudah tahu konsekuensi dan plus-minusnya," kata Hasto, dikutip Indobalinews dari Antara pada Senin, 6 September 2021.

"Jangan hanya karena kita bebas menentukan, tapi tidak mengetahui risikonya. Banyaklah membaca, karena lebih baik tahu duluan sebelum mengambil keputusan," ujarnya menambahkan.

Kata dia kebanyakan perempuan pengidap tumor dan kanker rahim adalah mereka yang tidak memiliki anak atau yang memiliki hanya satu orang anak.

Baca Juga: Ramalan Zodiak 5 September 2021: Prediksi Kesehatan, Suasana Hati, dan Aktivitas Lain 

Dikutip dari laman Cancer.org, kanker rahim bisa diderita perempuan tanpa pandang usia, tapi kerap menyerang mereka yang tidak pernah memiliki anak atau mereka yang memiliki anak pertama pascausia 35 tahun.

"Mereka yang mengidap tumor rahim, (risiko) lebih cenderung meningkat pada mereka yang nuliparitas (tidak punya anak, atau punya anak satu)," ujar Hasto.

Begitu pula dengan tumor dan kanker payudara, menurut Hasto cenderung banyak menyerang wanita yang tidak menyusui.

Laman Cancer Center menyebut wanita yang belum memiliki anak, atau yang memiliki anak pertama setelah usia 30 tahun, punya peluang sedikit lebih tinggi terkena kanker payudara.

Baca Juga: Dimensia Serang 55 Juta Penduduk, WHO: Usia 20 hingga 40 Tahun Bisa alami Penurunan Daya Ingat

Hal tersebut dikarenakan jaringan payudara terpapar lebih banyak estrogen untuk jangka waktu yang lebih lama.

Di samping itu, terdapat pula kista endometriosis, di mana sekitar 30-50 persen perempuan yang mengalami endometriosis juga mengalami gangguan kesuburan atau infertilitas.

Endometriosis memang bisa mengganggu kesuburan, tapi ada beberapa solusi yang mungkin bisa dijalani pasien agar bisa hamil, tergantung usia dan tingkat keparahannya.

"Oleh karena itu, jangan anggap kalau tidak punya anak itu bebas dari risiko. Pengetahuan kesehatan reproduksi perlu dibangun, terlebih karena perempuan siklusnya jalan terus; setiap bulan telurnya kecil, membesar, kemudian pecah dan menstruasi," ujar Hasto.

Baca Juga: Minum Kopi Berapa Cangkir yang Menyehatkan? Ini Ukuran yang Disarankan Ahli Gizi

"Ketika wanita pernah hamil, siklus itu disetop selama 9 bulan, dan itu ada baiknya--mengistirahatkan rahim dari putaran siklus hormon itu," tutur Hasto.

Bagi perempuan yang mmemilih childfree disarankan memperluas pengetahuan terkait dampak kesehatan dan risiko bagi tubuhnya.

"Seandainya mereka ingin childfree dan tahu risikonya dan kontrol secara baik, seperti misalnya payudara dikontrol secara rutin, rahimnya di-scanning periodik dari penyakit-penyakit yang biasanya datang kepada mereka yang tidak hamil, itu berarti baik karena dilakukan dengan rutin," katanya.

Hasto menyarankan bagi pasangan yang masih muda, sehat, dan mampu, untuk melakukan adopsi anak.***

Editor: M. Jagaddhita

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler