Viral di Medsos Nyamuk Wolbachia Lebih Bahaya Dibanding Covid 19, Benarkah? Cek Faktanya

26 November 2023, 11:51 WIB
Ilustrasi. Nyamuk Wolbachia Disebar di Ujungberung Bandung, Pj Gubernur Jabar Minta Masyarakat Tak Takut./istimewa /

INDOBALINEWS - Penyebaran nyamuk Wolbachia untuk menekan penularan demam berdarah dengue (DBD) di beberapa daerah masih menjadi kontroversi termasuk di Bali.

Pemahaman masyarakat akan manfaat dan efek penyebaran nyamuk ini masih beragam seiring sosialisasi yang masih terus diakukan. Kemenkes belum lama ini mengatakan menyebar nyamuk Wolbachia secara masif untuk menekan penularan demam berdarah dengue (DBD).

Kemenkes telah menebar jentik nyamuk dengan bakteri Wolbachia di lima kota endemis dengue sejak awal 2023. Penyebaran jentik nyamuk wolbachia dilakukan di Kota Semarang, Kota Bandung, Kota Jakarta Barat, kota Kupang, dan Kota Bontang.

Baca Juga: Liga Spanyol: Cadiz vs Real Madrid, Los Blancos Tanpa 7 Pemain, Toni Kroos dan Luca Modric Wajib Kerja Keras

Di sejumlah unggahan medsos juga banyak dibahas soal bahaya nyamuk ini yang belum tentu kebenarannya. 

Salah satunya adalah narasi di sebuah unggahan medsos Facebook bahwa nyamuk Wolbachia ini merupakan buatan individu elite global untuk menguasai dunia. Dalam unggahan tersebut juga dijelaskan kalau nyamuk Wolbachia ini lebih berbahaya dibanding pandemi COVID-19.

Baca Juga: Bali Tercatat Pernah 8 Kali Tsunami, Seorang Putra Bali Inovasi Ciptakan Alat Peringatan Dini Tsunami

Berikut narasi dalam unggahan tersebut:

“Nyamuk WOLBACHIA bikinan Elit Global yg ingin menguasai individu seluruh dunia ,ini akan jadi calon pandemi ke-2 .. SINGAPORE menolak di jadikan Bahan uji Coba ,kenapa Indonesia Mau saja ? Ya alloh apa mau membunuh rakyat Indonesia lagi ? Ini bahaya nya lebih dari covid-19. Bisa menyebab kan penyakit dalam. Sudah di sebarkan di semarang Jakbar Bandung...katanya untuk menanggulangj malaria, pdahal Indonesia sudah lama tidak punya malaria,,dan obatnya pun sudah di SEDIAKAN oleh Elit Global paramachy mau jualan obat lagi... Semoga keluarga kita selalu dalam lindungan ALLOH SWT,”

Namun, benarkah Sebaran nyamuk Wolbachia akan menjadi pandemi kedua dan sebabkan depopulasi?

Baca Juga: Liga 1: Bhayangkara FC vs Persija Jakarta, Ryo Matsumura Intip Moment Bangun Chemistry dengan Gustavo Almeida

Penjelasan:

Dalam berkas laporan Pusat Kedokteran Tropis UGM yang dibagikan Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi kepada Antara bahwa Wolbachia juga tidak menginfeksi manusia, tidak terjadi transmisi horizontal terhadap spesies lain dan tidak mencemari lingkungan biotik dan abiotic. Peningkatan jumlah nyamuk Aedes Aegypti di area pelepasan hanya terjadi saat periode pelepasan.

Ia juga menyampaikan bahwa penggunaan bakteri Wolbachia dalam upaya pengendalian penularan demam berdarah dengue tidak berpotensi menimbulkan penyakit baru.

"Wolbachia tidak menimbulkan penyakit baru yang berbahaya bagi kesehatan, sudah ada penelitian dan kajian risiko," kata Nadia.

Baca Juga: Peringatan Hari Guru Nasional 25 November 2023, Berikut 10 Link Twibbon Gratis Cocok untuk Sosial Media

Sementara itu Dokter spesialis penyakit dalam dr RA Adaninggar Primadia Nariswari atau biasa disebut dr Ningz memastikan bahwa penyebaran nyamuk ber-Wolbachia bukan merupakan uji coba yang belum terbukti, karena uji coba dan penelitian tentang bakteri ini telah dilakukan sejak 2011.

Dia menyebutkan terdapat sejumlah negara endemis DBD seperti Brazil, Australia, Vietnam, Meksiko, dan Sri Lanka yang juga menerapkan hal yang sama.

Kemenkes mengimbau masyarakat untuk tidak mudah mempercayai sejumlah berita hoaks terkait Wolbachia yang banyak beredar di dunia maya. Kemenkes juga akan terus melakukan upaya dalam memberikan informasi yang baik, tidak hanya dari Kemenkes, namun juga sejumlah pakar dan peneliti.

Baca Juga: Timnas Indonesia U23 Tergabung di 'Grup Neraka', Erick Thohir: Tak Gentar

"Termasuk dukungan dari tokoh seperti Dahlan Iskan yang menulis hal baik soal ini (Wolbachia). Kita ingin setiap orang paham tentang manfaat dari teknologi ini," ujar Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu.

Dengan demikian, klaim sebaran nyamuk Wolbachia akan menjadi pandemi kedua dan sebabkan depopulasi merupakan pernyataan TIDAK BERDASAR, Hoax atau disinformasi. ***

 

Editor: Shira Ade

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler