Jika virus yang masuk bersifat baru saat kita belum punya kekebalan dan daya patogen tinggi; maka cenderung pelepasan cytokine menjadi tidak terkendali.
Ini terjadi ketika sejumlah besar sel darah putih diaktifkan dan melepaskan sitokin inflamasi, yang pada gilirannya mengaktifkan lebih banyak lagi keterlibatan sel darah putih.
Gejala yang ditimbulkan biasanya demam, kelelahan, kehilangan nafsu makan, nyeri otot dan persendian, mual, muntah, diare, ruam, pernapasan cepat, detak jantung yang cepat, tekanan darah rendah, kejang, sakit kepala, kebingungan, delirium, halusinasi, tremor, dan kehilangan koordinasi.
Ketika seseorang yang sudah memilki potensi cytokine rilis kemudian terinfeksi dengan virus penyebab Covid-19, maka cytokine rilis seolah dipicu dan dibangunkan, sehingga terjadi pelepasan cytokine yang tak terkendali atau badai cytokine.
Baca Juga: Penularan Covid-19: Ini Risiko bagi Mereka yang Tidak Divaksinasi
Kondisi ini menciptakan peradangan yang melemahkan pembuluh darah di paru-paru dan menyebabkan cairan meresap ke kantung udara (alveoli), membanjiri pembuluh darah dan akhirnya menciptakan masalah sistemik di banyak organ, yang dapat mengakibatkan kerusakan pada seluruh organ.
Badai cytokine ini akan membuat paru-paru dipenuhi cairan dan sel-sel imun seperti macrofage yang kemudian menyebabkan penyumbatan jalan napas yangmmebuatb sesak dan bisa merenggut nyawa.***