Sementara itu, meski dalam pengetahuan orang awam, penyakit ini lebih banyak menghinggapi kaum homoseksual tetapi fakta yang ada jumlah penderita heteroseksual malah 3 kali lipat dari kaum homoseksual.
Tepatnya hingga Maret 2023 kumulatif penderita dari kelompok heteroseksual sebanyak 10.731 dan homoseksual sebanyak 2.942.
Fakta lain adalah adanya 4 penderita yang mengaku menderita penyakit ini akibat tatto. Meski fakta juta bahwa di sebagian besar layanan tatto di Pulau Bali telah menerapkan prosedur kesehatan yang ketat untuk para pelanggan tatto.
Seperti yang dikatakan oleh pemilik tatto yang juga mengikuti FGD ini bahwa jarum yang ia gunakan hanya sekali pakai dan telah disterilisasi sesuai prosedur kesehatan.
Baca Juga: Viral Bule Jadi Sopir Angkot di Bali, Segera Dideportasi Kantor Imigrasi Denpasar
Sementara faktor risiko terbanyak nomor 3 setelah heteroseksual dan homoseksual adalah IDU (inject drug users) berjumlah 632 kasus.
“Pecandu narkotika ini ranking ketiga. Tapi sekarang nyaris sudah terkendalikan melalui jarum suntik. Tapi ini yang perlu kita waspadai, karena melalui jarum suntik yang tidak steril dan dipakai secara bergantian ini menjadi titik penularan daripada HIV dan AIDS,” jelasnya.
Tri Indarti mengatakan dari segi umur, orang yang terinfeksi HIV-AIDS didominasi oleh kalangan usia 20-39 tahun.
Baca Juga: Di Bandara, Gurauan Bawa Bom Berujung Kantor Polisi