Pura Taman Ayun Tempat Peristirahatan Keluarga Kerajaan Mengwi Dikenal Wisman Sebelum Perang Dunia

- 8 April 2021, 19:53 WIB
Pura Taman Ayun di Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung Bali
Pura Taman Ayun di Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung Bali /De Gung

INDOBALINEWS - Pura Taman Ayun terletak di 18 Km arah utara dari Kota Denpasar berada di Desa Mengwi, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Provinsi Bali sejarahnya merupakan tempat peristirahatan keluarga Kerajaan Mengwi yang kemudian dikenal sampai mancanegara sebelum perang dunia.

Jika dilihat dari sejarah dan asal-usul Pura Taman Ayun,sangat erat sekali hubunganya dengan berdirinya kerajaan Mengwi pada 1627 Masehi (1549 Caka).

Pura Taman Ayun selesai dibangun dan dipelapas pada 1634 Masehi (1556) pada saat pemerintahan Raja Mangwi pertama yaitu I Gusti Agung Ngurah Made Agung, kemudian bergelar " Ida Cokorda Sakti Belambang".

Baca Juga: Facebook hingga Whatsapp Ajak Masyarakat Indonesia Jelajahi dan Ekspresikan Kebaikan di Bulan Ramadan

Baca Juga: Bali Berpotensi Terkena Dampak Siklon Tropis Seroja Ditandai Hujan Petir hingga Angin Kencang

Baca Juga: BNPB Salurkan Dana Hunian Sementara Sebesar Rp 500 ribu per KK Bagi Korban Bencana NTT

Memiliki luas 4 Ha atau 40.000 M2, pura ini dikelilingi kolam besar,pada zaman kerajaan dahulu ditanami beraneka bunga seperti teratai, Seroja. Di tepi kolam ditumbuhi pohon kamboja,campaka, Kenanga, Sekarwati, Plasa, tunjung, Siulan dan pohon buah-buahan seperti manggis, Durian,Wani, Mangga dan Rambutan.

"Pura Taman Ayun adalah Pura Paibon atau Pedarmaan dari keluarga Raja Mengwi untuk memuja roh para leluhur dari raja-raja yang diujudkan dengan dibangunnya sebuah Gedong Paibon," jelas Manager Daya Tarik Wisata (DTW) Taman Ayun Mengwi, I Made Suandi, saat ditemui baru-baru ini.

Sebagaimana halnya Pura-pura di Bali, Pura Taman Ayun dibagi menjadi tiga halaman yaitu bagian yang paling suci disebut Utama Mandala (jeroan), Madia Mandala (Jaba tengah) dan Nista Mandala (jabaan).

Baca Juga: Presiden Jokowi Tegaskan Alim Ulama Berkontribusi Besar Jaga Kerukunan Umat dan Rawat NKRI

Baca Juga: Presiden Jokowi Yakin PKB Tidak Kendor Semai Toleransi dan Kerukunan Antarsesama

Baca Juga: Kasus Harian Pasien Covid-19 di Kota Denpasar Bertambah 59 Orang Prokes Terus Diperketat

Untuk masuk ke Uatama Mandala dibangun sebuah Kori Agung (Paduraksa) sedangkan pada madia dan Nista Mandala dibangun candi bentar (Apit surang).

Selain gedong paibon, di Utama Mandala (Jeroan) dilegkapi juga dengan pelinggih-pelinggih untuk persimpangan-persimpangan atau pengayatan-pengayatan dari beberapa pura khayangan jagat di Bali.

"Adapun maksud dan tujuanya didirkan pelingih-pelingih tersebut oleh raja adalah agar beliau beserta rakyat kerajaan Mengwi dapat memohon restu untuk keselamatan,kesejahteraan dan kesuburan negara," jelasnya.

Baca Juga: Semua Perusahaan Bayarkan THR, Estimasi Anggaran Masuk ke Pasar Capai Rp215 Triliun

Baca Juga: Larangan Mudik Kemenhub Lakukan Penyekatan 300 Lokasi dan Layani Transportasi Laut Secara Terbatas

Juga untuk memberi kesempatan pada seluruh rakyat Mengwi untuk turut serta melakukan upacara-upacara keagaman di pura Taman Ayun misalnya, meajar-ajar, memendak sangpitara,nunas pekuluh(air suci) untuk memberantas hama di sawah dan lain-lainnya," bebernya.

Ada juga dibangun pelinggih tempat meyembah "Pasek Badak" untuk menyembah rohnya Pasek Badak yang disungsung oleh segenap Bala Putra teruna batu-batu (Prajurit kerajaan). Pura Taman Ayun juga merupakan tetamanan tempat untuk beristirahat dan berekreasi dari para keluarga raja Mengwi.

Pura Taman Ayun sangat dipengaruhi oleh pasang surutnya Kerajaan Mengwi pada 1890 masehi (1812 Caka) timbulah perang dengan Raja Badung, Mengwi mengalami kekalahan dan Raja Mengwi (Yang kesepuluh) "I Gusti Agung Made Agung" gugur dalam pertempuran tersebut dan segenap keluarga yang masih hidup meyelamatkan diri ke wilayah sebelah timur.

Baca Juga: Larangan Mudik Kemenhub Lakukan Penyekatan 300 Lokasi dan Layani Transportasi Laut Secara Terbatas

Selama ada dalam pengasingan, Pura Taman Ayun tidak terpelihara seperti sebelum perang dirawat dengan sangat baiknya, sehingga timbullah kerusakan-kerusakan pada bangunan yang ada.

Pada 1911 M kembalilah sebagian dari keluarga raja kembali ke Mengwi dan Pura Taman Ayun dirawat kembali. Tapi pada hari Sabtu 20 Januari 1971 Masehi terjadi bencana alam gempa bumi (gejer) yang amat dahsyat sehingga banyak dari bangunan-bangunan yanga ada menjadi roboh dan rusak.

"Namun bisa dipugar kembali satu demi satu hingga kini,seperti yang disaksikan sampai saat ini," paparnya.

Baca Juga: Ikan Hiu dan Pari Jadi Target Konservasi Nasional Tahun 2020 hingga 2024

Adapun upacara piodalan di Pura Taman Ayun jatuh pada Selasa,Kliwon Wuku Medangsia atau setiap 210 hari sekali (tiap-tiap 6 bulan Bali).

Ditambahkan, Pura Taman Ayun banyak dikunjungi wisatawan sejak sebelum perang dunia, sebagai pengemongnya adalah keluarga Puri Gede Mengwi.

Keluarga puri dibantu sebuah panitia yang terdiri dari para prajuru adat, seperti kelian Desa Adat, se-kecamatan Mengwi yang terdiri dari 38 Desa Adat disebut "Mangu Kertha Mandala". ***

Editor: R. Aulia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x