'Nawa Sena', Jalinan Karya Perupa dan Sastrawan

- 21 Juni 2023, 22:36 WIB
Jumpa pers peluncuran buku Nawa Sena di Kubu Kopi Rau 21 Juni 2023.
Jumpa pers peluncuran buku Nawa Sena di Kubu Kopi Rau 21 Juni 2023. /Dok rofik

 

INDOBALINEWS - Sebuah karya yang menjadi jalinan seni rupa dan sastra, perupa I Wayan Sujana Suklu bersama sastrawan Anak Agung Sagung Mas Ruscitadewi diberi judul "Nawa Sena" tak lama lagi akan bisa dinikmati para pembaca.

Menurut Hartanto dari Bali Mangsi Foundation, penerbit buku, Nawa Sena adalah hasil karya kolaborasi yang mengukuhkan intermingle-lango antara konsep, visual, dan verbal yang dilakukan oleh dua maestro lintas disiplin.

"Proses Intermingle-Langoini merupakan proses ulang-alik kreativitas, dari karya desain ke karya sastra, selanjutnya dari karya sastra ke karya rupa (drawing) dan terwujudlah buku Nawa Sena ini,"ujar Hartanto dalam jumpa pers di Kubu Kopi Renon Denpasar Rabu 21 Juni 2023.

Baca Juga: Puluhan Pembicara Andal dan Menginspirasi Sebar Kiat Sukses di Ajang The 13th Indonesia HR Summit 2023

Lebih lanjut dijelaskannya juga bahwa terwujudnya buku Nawa Sena ini, memberikan iklim yang segar bagi penikmat rupa dan linguistik. 

Judgement masyarakat umum bahwa rupa hanyalah karya ilustrasi pendamping linguistik ataupun sebaliknya, kini dibantahkan dengan Intermingle-Lango yang menunjukkan kolaborasi lintas disiplin.

Baca Juga: Polda Bali Menang Praperadilan Kasus Merk Dagang, Kini Dipraperadilankan Lagi di Kasus yang Sama

Dalam kesempatan itu, Perupa Suklu menjelaskan juga bahqa Artoject lawang Nawasena merupakan project bersama.

"Diawali seniman sebagai pembuat konsep dan modul-modul. Selanjutnya pemahat mengimplementasikan ke matra tembok kembar sesuai kertas kerja seniman mengasilkan relief multimatra, Mas Ruscitadewi mengkaryakan ke bentuk karya sastra berbentuk novel," jelasnya.

Baca Juga: Jurang Tertutup Salju Jadi Kendala Pencarian Aktor Hollywood Julian Sands yang Hilang di Mount Baldy AS

Nawa Sena akan diperkenalkan kepada para seniman, penulis dan masyarakat umum melalui focus group discussion (FGD) pada Jumat 23 Juni 2023 di Gedung Kompas Jl. Jayagiri yang akan dibuka oleh Prof. Dr I Wayan ‘Kun’ Adnyana.

Dalam acara itu hadir 5 pembahas atau narasumber yakni Dewa Palguna, Prof. I Nyoman Darma Putra, Dr. I Made Sujaya, Dian Dewi Reich dan Dr. I Gusti Agung Paramita dan moderator I Wayan Juniartha.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Makan di Warung Nasi Pinggir Jalan Bareng Tokoh Masyarakat Bali Cok Rat dan Gus Marhaen

Karya yang dibukukan ini terdiri dari 8 bagian. Diawali dengan Lawang Nawasena oleh perupa Suklu yang kemudian direspon oleh tulisan Mas Ruscita Dewi.

Lawang Nawasena ini lahir untuk projek bencingah, berupa desain multi dimensional yang akan menjadi relief kontemporer pada sebuah ruang di Pura Besakih.

Nawasena sendiri berasal dari bahasa sansekerta yang berarti masa depan yang cerah.

Baca Juga: Jelang Idul Adha 2023: Memaknai Keagungan Ka'bah dan Doa Bagi Perdamaian Dunia

Memiliki karakter ekspresif, mudah bergaul, ‘nyeni’, mudah bicara, menikmati hidup.

Nawa juga dapat diartikan sebagai tujuan sedangkan Sena diartikan kilatan cahaya. Sehingga proses dan tujuan ekuivalen satu kesatuan, saling membutuhkan dan mengimajinasikan.

Literasi lain di masa lampau menjelaskan kata Nawa berarti sembilan dan Sena merupakan nama tokoh pewayangan.

Baca Juga: BBTF 2023 Sukses, Menparekraf Optimis 2024 Akan Dihadiri Lebih Banyak Buyer Terkemuka di Dunia

Kata Nawasena disatukan atau dipisahkan, bermakna luas, imajinatif, teologis, sekaligus filosofis.

Lawang Nawasena dimaksudkan gerbang datar berisikan kisah Nawa dan Sena. 

Kemudian kata Nawasena secara imajiner-rasional yang di gunakan oleh Suklu sebagai bentang konsep dan narasi pembuatan relief bencingah Pura Besakih di sisi Yohana Mandala. ***

 

Editor: Shira Ade


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah