Pecahkan Rekor, Tahun 2020 YouTube Hapus Video Sebanyak 11,4 Juta

2 September 2020, 08:00 WIB
Ilustrasi YouTube/ Mizter_X94/ Pixabay /

INDOBALINEWS – YouTube baru-baru ini mengumumkan ke publik telah menghapus sebanyak 11,4 juta video yang dinyatakan telah melanggar pedoman Pedoman Komunitasnya.

Konten yang dihapus itu diduga mengandung muatan konten negatis seperti pornografi, hasutan untuk melakukan kekerasan, pelecehan, dan perkataan yang mendorong kebencian.

Baca Juga: AC Mobil Tidak Dingin, Ayo Periksa Bagian Bagian ini

Dilansir Indobalinews dari laman Pikiran Rakyat, video-video ini dihapus antara bulan April hingga Juni 2020. Video yang dihapus kemungkinan juga berisi penipuan, spam, dan konten yang menyesatkan.

Angka tersebut menjadi jumlah video tertinggi yang telah dihapus YouTube dari platformnya dalam periode tiga bulan sejak layanan tersebut diluncurkan di tahun 2005.

Perusahaan milik Google itu mengaitkan peningkatan tersebut dengan penggunaan yang lebih besar dari teknologi pendeteksian otomatis setelah gangguan terkait pandemi Covid-19 menyebabkan pengurangan jumlah peninjau manusia.

Baca Juga: TikTok Tolak Tawaran Triller Senilai Rp290 Triliun

Dari 11,4 juta video yang dihapus, 10,8 juta dihapus melalui penandaan otomatis, sedangkan sisanya ditandai berdasarkan pekerjaan manusia.

YouTube mengatakan secara khusus bahwa penggunaan teknologi yang lebih besar memungkinkan beberapa konten yang akan dihapus karena kesalahan.

"Menanggapi Covid-19, kami telah mengambil langkah-langkah untuk melindungi tenaga kerja tambahan dan mengurangi staf di kantor,” tulis YouTube dalam Laporan Transparansi terbaru.

Baca Juga: Hindari Peretasan, Pengguna Android Wajib Lakukan ini

"Akibatnya, untuk sementara kami lebih mengandalkan teknologi untuk membantu beberapa pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh peninjau manusia, yang berarti kami menghapus lebih banyak konten yang mungkin tidak melanggar kebijakan kami,” tambahnya.

YouTube terpaksa membuat pilihan antara potensi di bawah penegakan atau potensi berlebihan dan membatasi hanya pada peninjauan otomatis bukan manusia. (***)

Editor: Gede Apgandhi Pranata

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler