INDOBALINEWS - Sampak organik rumah tangga khususnya sampah dapur dapat menjadi solusi dalam penyediaan desinfektan di masa pandemi.
Sampah organik dapur berupa kulit buah dan sisa sayuran dapat dijadikan eco-enzyme yang dapat dimanfaatkan sebagai desinfektan.
Hal tersebut terungkap dalam sebuah artikel ilmiah berjudul “Acceleration of Production Natural Disinfectants from the Combination of Eco-Enzyme Domestic Organic Waste and Frangipani Flowers (Plumeria alba)” yang dipublikasikan dalam jurnal SEAS (Sustainable Environment Agricultural Science), volume 5, nomor 1 terbitan April 2021.
Baca Juga: Mudik Pakai Ambulan Tak Bawa Surat Tes Antigen, 7 Pemudik Putar Balik
Dalam artikel yang ditulis oleh Made Rai Rahayu, I Nengah Muliarta , dan Yohanes Parlindungan Situmeang disebutkan bahwa pembuatan desinfektan alami telah banyak dikembangkan.
Menurut I Nengah Muliarta, salah satunya melalui pembuatan eco-enzym dari fermentasi limbah organik rumah tangga.
"Dalam proses fermentasi eco-enzym ini dihasilkan campuran bioethanol dan asam asetat yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti sabun cuci alami, desinfektan, hand sanitizer, pupuk, biopestisida, obat luka dan lain-lain," ujar Muliarta Sabtu 8 Mei 2021.
Baca Juga: Minta Maaf, Penyebar Hoax Video Tank Baja TNI AD Takut-Takuti Pemudik
Lebih lanjut dikatakannya,proses pembuatan eco-enzym secara konvensional memerlukan waktu 3 bulan untuk proses fermentasi. Waktu pembuatan yang cukup panjang membuat masyarakat enggan memanfaatkan metode pembuatan eco-enzym ini untuk keperluan rumah tangganya.