Pengaruh Media Sosial Dalam Membentuk Personal Branding

- 7 Juli 2021, 10:50 WIB
Ilustrasi personal branding
Ilustrasi personal branding /PIXABAY/geralt


INDOBALINEWS - Dewasa ini aktivitas penyampaian pesan melalui media sosial bergerak begitu deras, hampir tak dapat dibendung.

Para netizen Indonesia dengan leluasa memainkan tombol-tombol keyboard gawainya, merangkai huruf-huruf menjadi kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf, dan wacana. Ironisnya, semangat berkata-kata secara tertulis ini tidak dibarengi dengan sikap positif penggunaan bahasa.

Nannette Jacobus, Account Manager Frente Indonesia mengatakan penggunaan bahasa di media sosial perlu diperhatikan. Dengan mengirimkan konten berbahasa yang baik dan benar pun resiko salah paham masih mungkin terjadi, terlebih jika bahasa yang digunakan tidak benar

“Penggunaan bahasa juga memengaruhi personal branding di media sosial,” kata Nannete saat berbicara dalam webinar Literasi Digital Wilayah Kabupaten Gianyar, Bali pada Selasa 6 Juli 2021.

Baca Juga: Cerita Menparekraf Sandiaga Uno Lewati Isoman saat Terpapar Corona

Menurut Nannete, apa yang ditampilkan di media sosial menjadi personal branding kita. Untuk itu, pengguna media sosial perlu memahami perbedaan antara personal branding dan pencitraan.

“Kalau personal branding itu lebih fokus kepada keahlian kita dalam pencapaian prestasi. Dan didalamnya ada visi misi dan tujuan yang lebih luas serta ada manfaatnya dan dilakukan secara berkala atau terus menerus,” terangnya.

Sementara pencitraan valuenya kosong karena dalam pecitraan kita menampilkan diri kita yang bukan sebenarnya hanya karena mau mengambil simpati di luaran. “Pencitraan sifatnya sementara sampai tujuan tercapai, jika sudah tercapai maka akan berhenti.”

Baca Juga: Sindikat Pemerasan yang Melibatkan 3 WNA Rusia Dibongkar Polisi, Korban Asal Uzbekistan

Nannette mengakui, personal branding di dunia digital sangat penting dilakukan. Hal tersebut karena ruang digital memiliki kekuatan lebih besar dalam memengaruhi opini, jangkauan (publik) yang lebih luas, dan mudah diakses atau gratis.

“Jadi Sosmed adalah alat yang powerfull untuk menyampaikan pesan, termasuk menjual produk atau jasa kita di ruang digital menjadi bagian dari personal branding produk jasa kita,” terangnya.

Untuk membangun personal branding yang kuat di sosial media, ia menyarankan sebagai langkah awal adalah dengan perencanakannya terlebih dahulu. Kemudian barulah menyebarkan pesan tersebut dengan memoles kelebihan branding dan wajar sedikit menutupi kekurangan yang ada serta mengeksplore semua kelebihan yang ada.

Baca Juga: Belajar Memberi dari Ida Pandita Dukuh Celagi Daksa Dharma Kirti

Kemudian barulah memilih platform yang tepat yang bakal kita pakai untuk menyebarkan berisi pesan konten personal branding kita. “Setelah tahu kekuatan kita kemudian bisa googling media sosial dan memilih tools. Jangan lupa beri sisipan video, foto yang bagus jika memilih Instagram sebagai tools. Sebarkan pesan dengan konten yang ingin mengkomunikasi pesan apa yg kita ingin sampaikan.”

Meski media sosial memiliki kekuatan besar untuk membentuk personal branding, Fadli Arihsan, Senior Security Engineer Maxpluss, mengingatkan pengguna internet agar berhati-hati dengan ancaman kejahatan di dunia digital.

Baca Juga: Bali Mulai Vaksinasi Anak

Ia memberi catatan lebih pada dua jenis kejahatan di dunia maya yang kerap lebih sering terjadi yaitu spamming dan hacking. Contohnya adalah spamming dan hacking.

“Modus spamming adalah mau mengakses kartu kredit, nformasi pribadi, login e banking, e-commerce ataupun login sosial media. Biasanya mereka menebar jaring ke banyak target dengan harapan beberapa persen diantaranya bisa terpedaya,” jelas Fadli.

Webinar literasi digital wilayah Kabupaten Gianyar, Bali ini juga menghadirkan I Putu Gd Abdu Sudiatmika, Akademisi ITB STIKOM Bali, Komang Hari Santhi Dewi, S.Pd, M.Pd, ITB STIKOm Bali dan Chika Nailoa sebagai Key Opinon Leader.***

Editor: Shira Ade


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x