Konvensi Minamata: Dari Bali Gemakan Nilai Sad Kerthi Guna Selamatkan Alam Dari Bahaya Merkuri

21 Maret 2022, 18:33 WIB
Menteri KLH Siti Nurbaya saat membuka Konvensi Minamata tentang merkuri di BNDCC Senin 21 Maret 2022. /Dok Humas Pemprov Bali

INDOBALINEWS - Gubernur Bali, Wayan Koster di hadapan 135 negara gemakan Nilai Sad Kerthi guna selamatkan alam dari bahaya merkuri.

Sebagai tuan rumah Konvensi Minamata yang dibuka Senin 21 Maret 2022, Koster mengatakan nilai – nilai kearifan lokal Sad Kerthi yang menjadi pondasi dalam pembangunan Bali guna terwujudnya keharmonisan alam, manusia, dan
kebudayaan Bali menggema dalam acara ini.

Nilai – nilai kearifan lokal Sad Kerthi yang tertuang dalam visi Nangun Sat
Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju
Bali Era Baru.

Baca Juga: Konvensi Minamata tentang Merkuri Digelar di Bali Dihadiri Delegasi 135 Negara

"Nilai-nilai kearifan lokal Sad Kerthi, meliputi: 1) Atma Kerthi yang bermakna Penyucian dan Pemuliaan Atman/Jiwa; 2) Segara Kerthi yang bermakna Penyucian dan Pemuliaan Pantai dan Laut; 3) Danu Kerthi yang bermakna Penyucian Pemuliaan Sumber Air," ujar Koster dalam pernyataan resminya.

Juga 4) Wana Kerthi yang bermakna Penyucian dan Pemuliaan Tumbuh-tumbuhan; 5) Jana Kerthi yang bermakna Penyucian dan Pemuliaan Manusia; dan 6) Jagat Kerthi yang bermakna Penyucian dan Pemuliaan Alam Semesta.

Baca Juga: Memahami Makna Piala MotoGP Karya Pelaku Ekraf Bali

Sebagai implementasi dari visi tersebut, telah dilaksanakan kebijakan dan
program yang harmonis terhadap Alam, antara lain, yaitu pembatasan
timbulan sampah plastik sekali pakai yang diatur dengan Peraturan
Gubernur Bali Nomor 97 Tahun 2018.

Juga kebijakan pengelolaan sampah  erbasis Sumber yang diatur dengan Peraturan Gubernur Bali Nomor 47 Tahun 2019 dan lainnya.

Baca Juga: Meski Covid Mereda, Harus Tetap Prokes: Enesis Ikut Dukung Ketahanan Kesehatan Mayarakat Indonesia

Dijelaskannya juga kebijakan pembangunan Bali yang harmonis terhadap Alam, sangat sejalan dengan upaya dunia internasional untuk menjaga lingkungan alam yang bersih dan rendah karbon.

Sehingga sangat tepat menjadi agenda Konvensi Minamata tentang Merkuri di Bali. Sebagaimana Kita ketahui bersama, bahwa emisi dan lepasan merkuri sangat membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan.

“Oleh karena itu, Saya sangat mendukung upaya dunia internasional dalam pengurangan dan penghapusan merkuri demi menyelamatkan Alam beserta isinya dari bahaya emisi merkuri yang menjadi agenda konvensi ini,” ujarnya.

Baca Juga: All England 2022: Jepang Juara Umum Sabet 3 Gelar, Indonesia dan Denmark Kebagian 1

Penyelenggaraan Konvensi Minamata yang diikuti oleh 135 negara dan dihadiri oleh lebih dari 1.000 orang, dikatakan Koster merupakan suatu kebahagiaan bagi
Pemerintah dan masyarakat Bali.

Acara ini mampu menjadi bagian dalam upaya pemulihan pariwisata Bali yang mengalami keterpurukan lebih dari 2 tahun, sejak Pandemi Covid-19 pertama kali muncul di Bali, tanggal 10 maret 2020.

Sementara itu Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Republik Indonesia, Siti
Nurbaya menyampaikan Konvensi Minamata yang berlangsung dari 21-25 Maret 2022 mendatang di Nusa Dua, Bali,  merupakan agenda dua tahunan yang dihadiri oleh perwakilan pemerintah negara-negara anggota Konvensi Minamata.

Baca Juga: Kasus Penipuan Robot Trading Fahrenheit: Tiga Pelaku Diringkus Polisi

"Tujuannya untuk mendiskusikan dan menyepakati keputusan-keputusan dalam rangka menghadapi dampak penggunaan, emisi, dan lepasan merkuri," ujar Siti Nurbaya.

Dikatakannya juga ini merupakan momentum bagi Indonesia sebagai tuan rumah Konvensi Minamata untuk memainkan peran sentralnya dalam diplomasi lingkungan hidup.

Baca Juga: Fabio Quartararo, Jagoan Presiden Jokowi Juara 2 MotoGP Mandalika Lombok

Sehingga Minamata akan menjadi forum pengambilan keputusan terhadap beberapa isu yang belum mencapai konsensus. Di antaranya kode HS produk-produk mengandung merkuri, lepasan merkuri, mercury waste thresholds, dan sebagainya.

“Kami harapkan peserta dari berbagai negara mendukung langkah-langkah melindungi manusia dan lingkungan hidup dari bahaya penggunaan merkuri,” pungkasnya. ***

Editor: Shira Ade

Tags

Terkini

Terpopuler