Network
INDOBALINEWS - Kondisi siswi kekerasan seksual umumnya sangat memprihatinkan dan rata-rata memiliki gambaran masa depan yang hancur. Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Lombok Timur H. Ahmat menuturkan semua korban ini sampai sejauh ini diberikan pendampingan mental dan spritual termasuk sembako juga.
"Kita akan selalu fasilitasi apapun yang diinginkan untuk menggairahkan lagi semangat hidup sampai tuntas," ujar Ahmat di Selong, Rabu 4 Oktober 2023.
Dari sekian banyak korban yang sudah ditangani, katanya, mereka umumnya bermigrasi (pindah), untuk menghindari beban psikologi dari warga sekitar.
Baca Juga: RSUP Prof Ngoerah Kremasi 16 Jenazah Terlantar, 3 Diantaranya WNA Australia dan Jerman
Menurut Ahmat, beban psikologis, terutama dari warga sekitar, adalah langkah awal untuk memulai pemulihan mental yang sudah mencapai titik terendah.
Tindakan preventif kekerasan seksual terhadap anak ini, katanya, tetap gencar dilakukan sampai ke pelosok dusun yang terpencil sekalipun.
"Bahkan, mulai dari regulasi dan awiq-awiq, banyak sekali dibuat, hanya untuk mencegah perusakan masa depan seorang anak perempuan," katanya.
Baca Juga: 8 Pantangan Makanan untuk Ibu Hamil Wajib Tahu!
Tetapi sekuat apapun sosialisasi yang kita galakkan, bagi dia, belum mencapai sebuah kesempurnaan, karena kalau masih menonjolkan nafsu bagi para pelaku.
