Cek Kontribusi Bank Indonesia Untuk Hidupkan Pariwisata Bali Baru

18 Oktober 2020, 18:58 WIB
Webinar yang digelar BI Jumat 18 Oktober 2020 yang tajuk /shira ade/Shira ade

 

INDOBALINEWS -Pandemi corona masih menggelayut di 'langit' industri pariwisata Bali yang roda perekonomian masyaratnya secara langsung maupun tidak langsung memang amat bergantung pada pariwisata.

Di tengah ketidakpastian kapan pandemi akan berakhir, para pelaku pariwisata di Bali berjuang keras untuk meyakinkan dunia bahwa Pulau ini sudah layak dikunjungi. Beragam cara dilakukan termasuk melakukan segala protokol kesehatan agar tumbuh kepercayaan publik kembali.

Baca Juga: Pemberlakuan Bali Era Baru Perbaiki Kondisi Dunia Usaha di Triwulan llI 2020

Seperti yang dikatakan oleh Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Rizki Ernadi Wimanda dalam  Webinar yang digelar Bank Indonesia Jumat 16 Oktober 2020 bahwa dari liaison dan survey survey terkait kondisi pariwisata Bali dan perekonomian Bali.

Baca Juga: Sosialisasi QRIS di Korem 163 Wira Satya Bali

"Survei kegiatan dunia usaha misalnya, menunjukkan adanya sedikit peningkatan di triwulan III tahun 2020. Tetapi Kondisi pariwisata Bali dan perekonomian Bali pada umumnya juga masih jauh di bawah kondisi normal meskipun sudah menunjukkan perbaikan," ujar Rizki dalam webinar yang mengambil tajuk "Tourism Industry Post Covid 19: Survival and Revival Strategy'.

Baca Juga: September 2020 Bali Alami Deflasi Lebih Dalam Dibanding Nasional

Dengan melihat fakta itu, harus diambil langkah langkah-langkah strategis yang mesti diambil pemerintah dan stakeholder. Pertama, masih tetap harus memperhatikan sektor pariwisata sebagai kontributor terbesar pada perekonomian Bali, namun dengan protokol kesehatan yang ketat.

"Kami sangat mengapresiasi pemerintah daerah yang sudah memiliki program kerja yang mencakup Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability atau CHSE," tuturnya.

Baca Juga: Bank Indonesia Dukung Digitalisasi Pembayaran dan Web Pasar Bali

Webinar yang digelar BI Juat 16 Oktober 2020 yang tajuk Dok BI Bali

Kedua, dengan melakukan refokusing sektor pariwisata dari wisata yang bersifat mass tourism menjadi quality tourism. Contohnya, wisata bahari (snorkeling dan diving), wisata alam, wisata sport atau co working space.

Ketiga, meningkatkan perhatian pada sektor potensial lain seperti sektor pertanian sebagai sektor kedua terbesar dan sektor yang memberikan lapangan kerja terbesar di Bali. Sektor pertanian sangat heterogen dan disesuaikan dengan kondisi masing masing daerah.

Misalnya Kabupaten Tabanan dan Gianyar, adalah lumbung padi dengan sistem pertanian SUBAK nya, kabupaten Klungkung dengan pertanian rumput laut.

Baca Juga: Jurang Resesi Di Kuartal III 2020, Minus Hingga 2,9 Persen Prediksi Sri Mulyani

Kabupaten Buleleng dengan tanaman hortikultura bawang putih, kabupaten Jembrana dengan kakao dan udangnya, Kabupaten Bangli dengan produksi kopi di perbukitan Kintamani.

"Kempat, saat yang tepat untuk menerapkan dan memperkenalkan digitalisasi di sektor pertanian dan UMKM, untuk membantu meningkatkan produksi dan pemasarannya," Tegas Rizki.

Baca Juga: Ekonomi Global Pulih Bertahap, Perekonomian Bali Ikut Menggeliat

Hal ini diamini oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho yang juga hadir dalam acara itu. Menurut Trisno, BI terus aktif dalam memberikan solusi strategis untuk bertahan dan bangkit dari keterpurukan saat pandemi Covid-19.

Langkah nyata BI ditunjukkan dengan bersama sama Pemda dan Pelaku Pariwisata seperti PHRI, BHA, dengan sumbangan pemikiran, solusi atas upaya upaya memajukan pariwisata di Bali. Berbagai upaya juga dilakukan dalam mendukung program program seperti Bali Great Experience, Bali Movement.

Baca Juga: Pasar Gotong Royong BI Bali Tingkatkan Penyerapan Produk Lokal

"Kami juga terlibat aktif dalam setiap diskusi pariwisata untuk memberikan pemikiran kami kepada pemerintah daerah. Pada masa Pandemi, BI turut memberikan solusi mengenai bagaimana strategi bertahan di masa krisis dan strategi bangkit dari keterpurukan," beber Trisno.

Webinar yang digelar BI Jumt 16 Oktober 2020 bertajuk "Tourism Industry Post Covid 19: Survival and Revival Strategy'. shira ade

Sementara itu Wakil Gubernur Bali Cok Ace yang menjadi salah satu pembicara mengatakan berbagai upaya pemulihan ekonomi terus dilakukan. Baik itu berupa program dan stimulus ekonomi baik itu dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

Baca Juga: TPID Bali, Kekuatan Hadapi Tantangan Pengendalian Inflasi

Bantuan itu telah diluncurkan seperti stimulus bagi pelaku UMKM, bagi para siswa SMA/ SMK, mahasiswa hingga media baik itu media cetak maupun online. Disamping itu dengan bekerjasama dengan Bank Indonesia dan bank bank lainnya di Bali juga digelar pasar gotong royong untuk menyerap hasil hasil pertanian dan perikanan.

"Demikian pula halnya di sektor pariwisata, para pelaku industri pariwisata terus berbenah dengan menyiapkan penerapan protokol kesehatan baik pada objek wisata, hotel maupun restaurant sehingga tumbuh kepercayaan di kalangan wisatawan akan penerapan protokol kesehatan di Bali," jelas Wagub Cok Ace.

Baca Juga: Agustus 2020, Deflasi Bali Lebih Dalam Dari Nasional

Wagub juga mengatakan disamping penerapan Clean, Health, Safety and Environment (CHSE), penerapan pembayaran non tunai dengan aplikasi QRIS yang digulirkan BI terus digencarkan sehingga wisatawan akan merasa aman dan nyaman untuk berwisata ke Bali nantinya. Demikian pula halnya dengan pasar domestik yang terus dipacu dan pasar dosmetik ini merupakan peluang pasar yang cukup potensial.

Baca Juga: Tingkatkan Kualitas dan Profesionalisme Wartawan, PWI dan BI Bali bersinergi

Webinar juga diikuti oleh Deputi Gubernur BI Rosmaya Hadi, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo,  pengusaha Sandiaga Uno serta Ketua Bali Tourism Board IB Partha Adnyana serta stakeholder kepariwisataan lainnya.(***)

Editor: Shira Ade

Tags

Terkini

Terpopuler