Lebih lanjut lagi Trisno juga menyampaikan bahwa sesuai hasil Survei Pengendalian Harga (SPH) mingguan yang dilakukan Bank Indonesia, terdapat beberapa komoditas yang mengalami kenaikan di minggu ketiga bulan April 2022 antara lain bensin, minyak goreng, daging ayam, cabai merah, bawang putih, dan gula pasir.
Oleh karenanya, perlu inovasi dan sinergi untuk mengatasi kenaikan harga, termasuk pemanfaatan teknologi terkini.
Ke depan, beberapa faktor risiko peningkatan inflasi perlu menjadi perhatian seperti pemulihan pariwisata, kenaikan harga tiket pesawat, dan konflik geopolitik.
Pada rapat koordinasi ini, Bank Indonesia memberikan beberapa rekomendasi di antaranya (1) melakukan pemantauan harga pangan dan stok komoditas pangan yang cenderung meningkat di bulan Ramadan dan Idul Fitri.
(2) bekerja sama dengan Satgas Pangan untuk memastikan tidak ada aksi penimbunan stok pangan. (3) data harga dan stok komoditas pangan agar terus ditingkatkan kualitasnya, serta (4) membentuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) pangan dan melakukan kerja sama antardaerah baik di dalam maupun di luar Provinsi Bali.
Baca Juga: Jelang GPDRR: Pemerintah Indonesia dan PBB Tanda Tangani Perjanjian Kerja Sama Pengamanan
Sementara itu Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra yang memimpin rapat menyampaikan bahwa rapat koordinasi ini merupakan salah satu upaya bersama untuk menjaga kestabilan harga di Provinsi Bali.
“Perlu upaya dalam memantau harga bahan pokok, memastikan ketersediaan pasokan dan menjaga kelancaran distribusi menjelang Idul Fitri,’’ ujar Dewa Indra.
Lebih lanjut, TPID se-Provinsi Bali diarahkan untuk menjaga daya beli masyarakat sehingga mendukung kestabilan ekonomi. Koordinasi perlu dilakukan untuk menjawab tantangan dalam melakukan pengendalian inflasi yang semakin kompleks.