Lebih lanjut sebagai gambaran, pada hari pertama pelaksanaan di hari Jumat, hasil penjualan keseluruhan sejak dibuka pagi hari hingga pukul 12:00 Wita, total hasil penjualan tak kurang dari Rp132.490.000,00.
Dari puluhan stand yang ada penghasilan tertinggi didapat oleh stand yang menjual kain dan makanan dengan total penghasilan setengah hari mencapai Rp 27 juta. Sementara stand penjual tenun lainnya juga mendapat penghasilan Rp 17 juta lebih dari penjualan setengah hari.
Baca Juga: 5 Jet Tempur ‘RAFALE’ Buatan Perancis Dipersiapkan India di Tengah Panasnya Konflik Dengan China
Mengingat kegiatan dilaksanakan di masa pandemi covid-19, kegiatan tetap mengutamakan protokol kesehatan. Seluruh penjual menggunakan masker dan face shield. Transaksi jual beli dilakukan secara non tunai dengan menggunakan QRIS (Quick Response Indonesian Standard). Di beberapa sudut, terlihat tempat mencuci tangan yang disediakan untuk pengunjung. Pengunjung tentu saja wajib menggunakan masker.
Trisno berharap adanya kegiatan yang dilaksanakan secara rutin ini, aktivitas ekonomi baik penjualan maupun konsumsi masyarakat dapat terus berjalan, sehingga kesejahteraan akan tetap terjaga.
Baca Juga: Pilwali Denpasar Bali, Jumlah Pemilih 2020 Turun
KPwBI Provinsi Bali mengharapkan program-program pengembangan produk lokal dapat terus dikembangkan, seperti mendorong lebih banyak petani tradisional dan UMKM yang terhubung dengan marketpace dan teknologi digital.
Selain itu, KPwBI Provinsi Bali juga mendorong peningkatan bansos pangan menggunakan produk lokal. Juga mendorong lebih banyak penggunaan produk lokal di industri akmamin, mendorong kerjasama antar daerah serta mendorong internalisasi gerakan cinta produk lokal bagi masyarakat Bali. "Ngiring angge produk Bali, UMKM Pulih, Bali Bangkit," imbuhnya.
Baca Juga: Wakapolda Bali : Pilkada Jangan Jadi Moment Kluster Baru