Bitcoin Halving 19 atau 20 April 2024: Ingat! Tak Ada yang Bisa Memprediksi Bitcoin Naik atau Turun Setelahnya

- 17 April 2024, 23:20 WIB
Ilustrasi Bitcoin Halving. Tak ada yang bisa memprediksi bitcoin akan naik atau tuyrun setelah halving.
Ilustrasi Bitcoin Halving. Tak ada yang bisa memprediksi bitcoin akan naik atau tuyrun setelah halving. /Pexel

INDOBALINEWS - Banyak analis meyakini bahwa halving tidak banyak berdampak pada harga Bitcoin.  Momentum setelah halving tidak menjamin harga Bitcoin akan mengalami kenaikan mengingat siklus yang terjadi sekitar setiap empat tahun pada kali ini berbeda dengan siklus-siklus sebelumnya.

Hal itu dikatakan oleh Interim Country Manager Luno Indonesia Aditya Wirawan bahwa tidak ada jaminan dan tidak ada yang bisa memprediksi apakah harga Bitcoin akan turun, naik atau tetap sama setelah halving.

"Mekanisme halving telah diatur dalam algoritma yang ada di jaringan Bitcoin sebagai langkah untuk mengurangi inflasi. Tidak ada jaminan dan tidak ada yang bisa memprediksi apakah harga Bitcoin akan turun, naik atau tetap sama setelah halving di bulan April ini," kata Aditya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu 17 April 2024.

Baca Juga: Libur Lebaran, Volume Penumpang Kereta Api Cepat Whoosh Melonjak

Seperti dilansir dari laman Coinmarketcap, Bitcoin Halving pada bulan April 2024 yang merupakan Halving ke-4, diperkirakan akan jatuh pada Jumat 19 April 2024 atau Sabtu, 20 April 2024.

Peristiwa halving merupakan bagian integral dari desain Bitcoin, yang bertujuan untuk mengurangi laju masuknya Bitcoin baru ke dalam sirkulasi, sehingga mempengaruhi dinamika pasokan mata uang kripto secara keseluruhan.

Halving adalah pengurangan hadiah yang diperoleh penambang, yang berhasil menambahkan blok baru ke blockchain, menjadi setengahnya. Melansir Pintu.co.id, Halving pada dasarnya bertujuan untuk menjaga kelangkaan aset kripto seperti bitcoin. Dengan adanya halving, jumlah bitcoin baru yang masuk ke dalam sirkulasi menjadi tetap terbatas, sehingga nilainya akan terus naik.

Baca Juga: Lebaran 2024: Contraflow Dievalusi, Berikut Perbaikannya

 

Halving dilakukan setiap 210.000 blok yang ditambang atau kira-kira sama dengan setiap 4 tahun sekali. Sejak diluncurkan pada tahun 2009, Bitcoin sudah mengalami proses halving sebanyak tiga kali.

 

 Aditya mengatakan, siklus halving kali ini sudah terlihat berbeda dibandingkan dengan siklus-siklus sebelumnya di mana Bitcoin untuk pertama kalinya dalam sejarah menguji harga tertinggi baru menjelang halving.

Kenaikan harga Bitcoin belum lama ini kemungkinan disebabkan karena meningkatnya ketertarikan investor institusional akibat persetujuan exchange-traded fund (ETF) Bitcoin di Amerika Serikat.

Baca Juga: Mau ke Bali, Bus Pahala Kencana Terbakar di Jalan Tol Jombang-Mojokerto Jatim

"Bahkan jika Anda meyakini bahwa halving merupakan faktor pendorong utama dari kenaikan harga Bitcoin, tidak ada jaminan bahwa hal ini akan terus terjadi di masa depan," kata Aditya dilansir dari Antara.

Beberapa bulan menjelang halving, ETF Bitcoin pertama di AS telah disetujui dan lebih dari 6 miliar dolar AS atau setara Rp95 triliun aliran dana telah masuk ke ETF Bitcoin. Harga tertinggi Bitcoin senilai lebih dari Rp1 miliar juga telah dicapai di bulan Maret di Luno.

Ketika halving pertama terjadi di tahun 2012, Bitcoin dihargai senilai 12 dolar AS. Setelah peristiwa halving pertama itu, harga BTC melonjak naik dari 12 dolar AS ke kisaran 1.000 dolar AS di akhir 2013.

Halving kedua terjadi pada 9 Juli 2016 di mana Bitcoin dihargai di kisaran 640 dolar AS. Kemudian pada Juli 2017, harga Bitcoin naik ke level 2.550 dolar AS.

Baca Juga: Mau Pulang Kampung tak Ada Ongkos, Karyawan Car Wash Nekat Bawa Kabur Motor Rekan Kerjanya ke Banyuwangi

Terakhir saat halving ketiga pada 11 Mei 2020, Bitcoin dipertukarkan di level 8.750 dolar AS. Satu tahun kemudian, harga Bitcoin melonjak hingga mencapai 62.000 dolar AS.

Sementara itu, halving Bitcoin yang keempat akan terjadi dalam waktu dekat. Selain fluktuasi harga, Luno mencatat bahwa halving tidak berdampak apapun terhadap jumlah dan sifat Bitcoin yang dimiliki para penambang.

Halving hanya berdampak pada imbalan yang akan diterima para penambang Bitcoin. Adapun halving kali ini akan memotong imbalan yang bisa mereka dapatkan dari 6,25 menjadi 3,125 Bitcoin per blok.

Baca Juga: Arus Balik Lebaran: Hati Hati Konsumsi Minuman Berenergi Saat Mengemudi, Ini Alasannya

Sebagai informasi, pada halving pertama di tahun 2012 hanya terdapat 43.000 alamat Bitcoin. Pada halving kedua di tahun 2016, terdapat tujuh juta alamat dan kini telah terdapat lebih dari 46 juta alamat Bitcoin yang berisi lebih dari 1 dolar AS di dalamnya.

Keseluruhan persediaan Bitcoin juga tidak akan turun karena halving. Luno menyampaikan bahwa total persediaan akan terus bertambah hingga mencapai batas 21 juta pada sekitar tahun 2140.

Baca Juga: Liga Jerman: Wow! Gelar Bundesliga Perdana untuk Bayer Leverkusen usai Bantai Bremen 5-0

Peristiwa Halving hanya mengerem kecepatan perilisan Bitcoin baru dengan memotong imbalan penambang, yang merupakan langkah agar Bitcoin dapat mempertahankan kelangkaannya. ***

Editor: Shira Ade

Sumber: Dari berbagai sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah