Baca Juga: Diduga Jadi Fotografer Ilegal, Imigrasi Denpasar Pelototi Turis Rusia Ini
Kesulitan dengan syarat-syarat yang tidak dimengerti oleh Zghaib, N menawarkan untuk membantunya lagi melalui pamannya berinisial P yang diduga oknum aparat di Bali.
"Sebelumnya klien kami sudah memberikan uang kepada N sekitar Rp8 juta untuk mengurus akun tabungan ke bank. Kemudian N menyarankan mencoba ke pamannya oknum aparat yang bisa (mengurus tabungan ke bank)," ungkapnya.
Baca Juga: Begini Kata Surya Paloh pasca Sambangi Kediaman Prabowo Subianto
Zghaib lalu dipertemukan dengan P. Anehnya, ia diminta untuk dilakukan securty cek atau pemeriksaan keamanan untuk memastikan Zghaib seorang teroris apa tidak.
"Selanjutnya klien kami dibawa ke sebuah perkantoran, yang diduga Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota (Dukcapil) Kota Denpasar," terangnya bersama I Wayan Sudiarta, Adryan Cahyo Wuhono, IDGN Anandika Atmaja, Nyoman Sari Astawa dan I Putu Aris Pratama Darmika.
Baca Juga: Dirjen Imigrasi Gerah,Siap Tindak Turis Bandel di Bali
Di kantor tersebut, kliennya discan mata, scan retina, sidik jari dan difoto. Beberapa hari kemudian Zghaib mendapat dokumen yang ditunjukkan lewat handphone milik N berupa KTP dan KK dan bernama Agung Nizar Santoso yang beralamat di Desa Sidakarya, Denpasar.
Di situlah Zghaib kaget dan sempat berselisih dengan N, bahkan nomornya diblokir sehingga komunikasi selanjutnya diambil alih oleh P.