Perempuan Ukraina di Garda Depan Melawan Serangan Rusia, Begini Semangat Para Gadis Kiev

6 Maret 2022, 07:33 WIB
Miss Ukraina Anastasiia Lena, salah satu perempuan yang menyatakan ikut bergabung dengan pasukan tentara menghadapi serangan Rusia. /Instagram /@anastasiia.lenna

INDOBALINEWS – Ketika Rusia melakukan operasi militer ke sejumlah wilayah Ukraina, tentara negeri tetangga itu pun melakukan perlawanan.

Kendati jumlah peralatan maupun personel tak sebanding, tentara Ukraina dengan heroik melakukan respons atas serangan Rusia.

Tak disangka, dalam pasukan Ukraina terdapat sejumlah perempuan yang memiliki semangat tak kalah dengan tentara pria.

Baca Juga: Pembuka Musim MotoGP 2022 Qatar, Jorge Martin Unggul dari Enea Bastianini dan Marc Marquez

Keperkasaan perempuan pejuang Ukraina memang telah terukir dalam sejarah perang, begitu juga perempuan Rusia yang sama-sama memiliki jiwa kepahlawanan sejak Perang Dunia Pertama dan Kedua.

Ketika kedua negara konflik, tak pelak para perempuan pejuang di kedua pihak ikut ambil bagian di garda depan.

Tak hanya tentara perempuan, warga sipil perempuan di Ukraina juga dengan sukarela siap memanggul senjata.

Baca Juga: Piala Dunia U20 2023: FIFA dan PSSI Tinjau Kesiapan Venue di Surabaya 9 Maret 2022

Jika melihat peperangan saat ini, analis akademis dan politik, Khalil Azima melihat perempuan Ukraina dipastikan ikut dalam bagian dalam pertempuran dengan Rusia.

Dari sejarah panjang Ukraina, negara tersebut baru memperkuat diri dengan militer dari kaum perempuan sejak 1993, setelah kemerdekaan negara itu dari bekas Uni Soviet.

Rupanya, tahun demi tahun jumlah perempuan Ukraina semakin banyak yang mendaftar masuk militer.

Baca Juga: Setelah Nyepi Sampah Rumah Tangga di Kota Denpasar Naik 20 Persen

Bahkan sejak 2014, jumlah perempuan yang menjadi militer bertambah hingga dua kali lipat.

Rupanya secara regulasi, Ukraina menyatakan, perempuan usia 20 dan 40 bisa dilatih dan diangkat menjadi tentara reguler.

Pada catatan yang ada, pada 2020, jumlah perempuan di tentara Ukraina diperkirakan mencapai 31.000 orang.

Baca Juga: Kerap Terjadi Kecelakaan, Warga Masbagik Tanam Pohon Pisang di Tengah Jalan Nasional

Artinya angka tersebut mencapai 15,6 persen dari total kekuatan militer. Kemudian pada 2021, angka itu naik menjadi 22,5 persen dari kekuatan militer Ukraina.

Media Barat menuliskan jumlah perempuan Ukraina yang menjadi tentara mencapai sekitar 57.000 orang.

Angka tersebut adalah jumlah yang sangat besar. Kalkulasi itu bisa dilihat dari jumlah tentara Ukraina secara keseluruhan mencapai seperempat juta tentara.

Pada 2021, mereka memiliki 900 perwira perempuan yang memiliki posisi kepemimpinan. Kemudian, 109 sebagai komandan peleton dan 12 komandan kompi.

Baca Juga: Kabar Sekda NTB Bakal Mewajibkan ASN Beli Tiket MotoGP, Ini Kata Mereka

Selain itu, Ukraina memiliki 13.000 pejuang perempuan bertugas di garis depan.

Melihat data itu, Khalil Azima melihat peran tentara perempuan dalam krisis ini akan sama-sama tampil dominan.

Melihat latar belakang sejarah dan sosial serta pendahuluannya, Khalil Azima perempuan Ukraina siap berperang.

Dalam sebuah wawancara dengan Sky News Arabia, Khalil Azima mengatakan, legislator menyetujui kesetaraan dalam angkatan bersenjata Ukraina antara perempuan dan pria.

Baca Juga: Kebijakan Visa on Arrival atau VOA pada 7 Maret 2022, Khusus untuk 23 Negara Ini

Perempuan Ukraina sudah didik berperang sejak 2018 dengan pemberlakuan wajib militer.

"Pada 2018, perempuan di usia remaja secara sukarela ikut wajib militer menjadi tentara (di bawah kontrak) dan dipanggil untuk dinas militer di cadangan militer," kata Khalil Azima, dikutip IndoBaliNews dari Pikiran Rakyat.

Mereka juga menjadi wajib melakukan dinas militer di depot dan mengikuti aturan pertanggungjawaban militer sebagaimana laki-laki.

Oleh karena itu, Khalil Azima tak aneh jika dalam beberapa tahun terakhir tentara perempuan Ukraina terus bertambah.

Baca Juga: Facebook Dianggap Lakukan Diskriminasi, Rusia Memblokir Medsos FB

"Khususnya, pada 2013, terdapat 16.557 perempuan bertugas di ketentaraan, dan pada 2020 jumlah mereka adalah 31.757 orang," ujarnya.

Dari jumlah tersebut, pada 2013, mereka adalah 1633 perwira, dan pada 2020, jumlahnya meningkat menjadi 4810 orang.

Menurut data, Khalil Azima menjelaskan, tentara perempuan Ukraina telah berpartisipasi dalam operasi penjaga perdamaian dan keamanan internasional selama 7 tahun.

“Selama periode 2014-2022, lebih dari 13,5 ribu tentara perempuan Ukraina berpartisipasi di zona konflik.

Baca Juga: Kebijakan Visa on Arrival atau VOA pada 7 Maret 2022, Khusus untuk 23 Negara Ini

Khususnya, 101 perempuan berpartisipasi di zona konflik pada tahun 2014, dan pada tahun 2020 ada 1.643 perempuan.

Kemudian 925 perwira perempuan lainnya memimpin. Jumlah total perempuan di Angkatan Bersenjata Ukraina saat ini adalah 56.726 orang.

Lantas Khalil Azima menjelaskan soal kesetaraan gender di kalangan militer Ukrainan, maupun pada umumnya.

“Pasti ada kesetaraan. Banyak posisi sekarang dapat didapatkan oleh perempuan, dan mereka dapat menempati posisi kepemimpinan di unit tempur," kata Khalil Azima.

Baca Juga: Kabar Sekda NTB Bakal Mewajibkan ASN Beli Tiket MotoGP, Ini Kata Mereka

Mereka dapat menjadi pengintai, penembak jitu, pembom, komandan pasukan, kendaraan tempur, dan pejuang perempuan. Tepat di titik nol pada garis kontak dengan musuh.

Khalil Azima menjelaskan soal kemampuan militer perempuan dan pria Ukraina.

"Secara budaya, laki-laki secara tidak sadar siap untuk melindungi dan merawat perempuan, dan laki-laki di tentara Ukraina melihat perempuan sebagai norma dalam masyarakat Ukraina," katanya.

"Jika dari mereka perlu membawa kotak amunisi, misalnya, mereka pasti akan membantunya, dan sebagainya," ucap dia.***(Rizki Laelani/Pikiran Rakyat)

 

Disclaimer: Berita ini telah tayang di Pikiran Rakyat dengan judul Wanita Ukraina di Garda Terdepan Melawan Serangan Rusia, Pengamat Ungkap Masa Remaja Gadis Kiev.

Editor: M. Jagaddhita

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler