Raja Salman Gandeng China Kembangkan Senjata Nuklir untuk Militer Arab Saudi, Barat Was-was

18 September 2020, 19:05 WIB
Negara Barat Was-was, Raja Salman Gandeng China Kembangkan Senjata Nuklir untuk Militer Arab Saudi /CGTN

INDOBALINEWS - Arab Saudi secara terbuka mengungkap rencananya untuk mengembangkan nuklir dan mengekstrak uranium di dalam negeri. 

Rencana itu berawal kala Arab Saudi ternyata memiliki cukup cadangan bijih uranium sebagai bahan dasar pembuatan senjata nuklir.

Arab Saudi memetakan cadangan uraniumnya dengan memanfaatkan ahli geologi dari China. Seorang pejabat senior Arab Saudi juga mengakui rencana 'swasembada' uranium sebagai bahan baku nuklir tersebut.

Raja Salman sengaja menggandeng China untuk membantunya memiliki senjata nuklir, bahkan proses pemetaan yang merupakan bagian dari perjanjian kerjasama nuklir kedua negara itu dilakukan dengan kecepatan luar biasa.

Baca Juga: Sabah, Kenapa Diperebutkan Oleh Filipina dari Malaysia?

Hubungan diplomatik China dan Arab Saudi kini menjadi sangat erat, dan merambah kepada kerjasama tingkat tinggi.

China melakukan penelitian sejak 2017 di sembilan situs potensial yang tampaknya ikut memperkuat hubungan diplomatik dan komersial dengan Arab Saudi.

Survei China menunjukkan Arab Saudi memiliki cadangan yang cukup untuk bahan bakar sejumlah reaktor nuklir sekaligus surplus.

Baca Juga: Ketegangan Baru Filipina vs Malaysia Soal Sabah, Saling Klaim dan Panggil Pejabat Utusan

Rincian dalam laporan rahasia mengenai cadangan bijih uranium Arab Saudi itu pertama kali dilaporkan media Inggris The Guardian yang dikutip oleh zonajakarta.com dari DailyMail dan Galamedia, Jumat (18/9/2020) 

Pengungkapan aset tersebut meningkatkan kekhawatiran terkait potensi persenjataan militer Arab Saudi, karena timnya menemukan ada lebih dari 90.000 ton uranium yang dapat diproduksi dari tiga endapan utama di tengah dan barat laut Arab Saudi.

Dilaporkan bahwa para ahli geologi bekerja sepanjang tahun, termasuk di musim panas yang terik untuk memastikan cadangan. Dan diperlukan lebih banyak penelitian untuk mengonfirmasi cadangan dan biaya penggaliannya.

Baca Juga: 'Ahok Banyak Bacot Tanpa Dasar' , Hingga Andre Minta Jokowi dan Erick Pecat Ahok

Arab Saudi saat ini masih menjadi eksportir minyak utama dunia  ingin menggunakan kekayaan logamnya untuk diversifikasi energi. Tetapi pengayaan uranium juga membuka kemungkinan penggunaannya untuk militer.

Pakar senior dalam program kebijakan nuklir di Carnegie Endowment for Peace, Mark Hibbs mengatakan, “Jika negara Anda mempertimbangkan pengembangan senjata nuklir, semakin banyak sumber nuklir asli dari negara Anda, semakin baik.”

Baca Juga: WHO: Jangan Harap Ada Cukup Vaksin Hingga 2022, Jokowi Optimis 2021 Vaksin Merah Putih Sudah Siap

Dalam beberapa kasus, pemasok uranium asing akan menginginkan  komitmen untuk menggunakannya dalam ‘misi perdamaian”.

“Jadi jika uranium Anda asli dari sumber daya sendiri, Anda tidak perlu khawatir tentang kendala itu,” lanjutnya.

The Guardian mengatakan laporan sejauh ini tidak dapat diverifikasi secara independen. Namun laporan  disusun oleh Institut Penelitian Geologi Uranium Beijing (BRIUG) dan Perusahaan Nuklir Nasional China (CNNC), bekerja sama dengan Survei Geologi Saudi.

Baca Juga: China Nyatakan Siap Perangi Seluruh Negara Asean dan Kapalnya Berhak Masuk Laut Natuna

Pengayaan uranium  menjadi poin penting hubungan Arab Saudi dengan AS. Terutama setelah Putra Mahkota Mohammed bin Salman pada 2018 mengatakan, “Kerajaan muslim Sunni itu akan mengembangkan senjata nuklir, jika saingan regional Iran yang mayoritas muslim Syiah melakukannya.”

Arab Saudi mendukung Presiden Donald Trump memberikan ‘tekanan maksimum’ terhadap Iran setelah mundur dari pakta nuklir 2015 yang mengekang program nuklir Iran dengan imbalan keringanan sanksi.

Baca Juga: China Siap Serang India Dengan Teknologinya, Secara Terus Menerus

Arab Saudi pun menjadi sorotan, terutama kurangnya transparansi setelah menghindar dari inspeksi karena perjanjian dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) pada 2005.

Sebagian besar cadangan uranium Arab Saudi tampaknya dekat dengan lokasi yang dipilih kota Neom. Lokasi yang rencananya menjadi inti dari proyek Visi 2030 Bin Salman untuk diversifikasi sumber dollar selain minyak.(***)



Editor: Rudolf

Sumber: Zona Jakarta

Tags

Terkini

Terpopuler