Tidak Perlu ‘PEOPLE POWER’ untuk Lengserkan Presiden Republik Timor Leste, Kata Xanana Meradang

22 September 2020, 14:43 WIB
Timor Leste Diambang Kebangkrutan, Kini Xanana Gusmao Ajak Rakyatnya Minggat /ANTARA/Suwanti

INDOBALINEWSKisruh terjadi dalam pemerintahan Timor Leste baru baru ini, dimana permasalahan APBN 2021 yang tidak kunjung beres bahkan selama dua tahun tidak memiliki APBN selama pemerintahan Perdana Menteri Taur Matan Ruak.

Timor Leste yang memiliki sejarah pernah menjadi bagian dari Indonesia dan dengan kepemimpinan Xanana Gusmao waktu itu, memilih memisahkan diri dari Republik Indonesia.

Situasi pemerintahan Timor Leste mulai memanas, hingga Xanana mengeluarkan pernyataan untuk melengserkan Presiden tanpa perlu people power.

Ketegangan diawali dari tidak beresnya pengelolaan keuangan dalam hal perencanaan anggaran negara, yang sudah dua tahun belakangan ini dijalankan tanpa APBN, dan terjadi perdebatan dalam pembahasan APBN tersebut.

“Anggaran (APBN) bisa saja disetujui, tapi prosedurnya bermasalah, maka Angela Freitas diminta untuk tidak menurunkan People Power untuk melengserkan Presiden Republik, biarkan saja dia turun,” kata Xanana di Dili akhir pekan lalu.

Baca Juga: Bahan Peledak TNT di Halim Perdanakusuma Jadi Sumber Bunyi Dentuman di Jakarta

Baca Juga: Xanana Gusmao Ajak Minggat Warga Timor Leste, Jengkel Kepada Perdana Menteri Soal APBN Gak Jelas

Pemimpin karismatik Timor Leste Xanana Gusmao mengatakan, “Sudah hampir dua tahun pemerintahan yang dipimpin oleh Perdana Menteri Taur Matan Ruak sampai saat ini tidak memiliki anggaran negara.”

Seperti yang diberitakan oleh PikiranRakyat.com dari  dari The Oekusi Post, Senin (21/9/2020), Xanana menyikapi situasi negaranya yang hingga kini belum rampung menyelesaikan APBN 2021 karena terkena dampak Covid-19 yang menjadi beban negaranya.

Atas ketidakmampuan Perdana Menteri Taur Matan Ruak dalam membuat anggaran negara selama dua tahun tahun terakhir, membuat Xanana kesal dan menganggap pemerintah sedang bingung bagaimana membayar hotel yang digunakan untuk karantina, juga dari mana uang untuk membayar katering dan menganggap pemerintah menutup mata untuk proyek darurat.

Baca Juga: Berkas Perkara Jaksa Pinangki ke Persidangan, Terbuka Jalan Bagi KPK Selidiki Lebih Jauh

Baca Juga: Program Listrik Gratis PLN Diperpanjang hingga Desember 2020, Ini Aturannya!

Saking kesalnya, Xanana pun juga mengajak warga Timor Leste untuk minggat atau pergi keluar dari negara itu, jika dalam 10 tahun ke depan masih dipimpin oleh Perdana Menteri Taur Matan Ruak.

“Artinya selama 10 tahun mereka terus memimpin, lebih baik kita kabur ke suatu tempat, jika mereka memimpin 10 tahun lebih, (jangan sebut kota)", kata Xanana.

Pasalnya banyak orang mulai berpikir dan prihatin akan kesinambungan keuangan pemerintah yang sebenarnya, terutama rencana pemerintah yang menganggarkan dana senilai $ 1,4 miliar untuk tahun 2021.

Disisi lain, Xanana pun meyakini bahwa Timor Leste memiliki dana abadi di bank New York, Amerika Serikat dan sangat yakin bahwa Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dapat menggunakan dana itu yang akan disahkan dengan suara mayoritas di Parlemen Nasional.

Baca Juga: Bali Siapkan 10 Hotel Karantina untuk OTG dan Gejala Ringan

Perdana Menteri Taur Matan Ruak dalam sebuah seminar mengingatkan bahwa "2020 adalah tahun yang penuh tantangan,” karena dulu APBN tidak lolos di Parlemen Nasional , yang memaksa negara hanya menggunakan dana dua desimal dengan situasi politik baru di parlemen untuk mendukung pemerintah, tanpa pemilihan awal.

Perdana Menteri berharap bahwa presentasi yang dilakukan dalam seminar tersebut nantinya dapat berkontribusi pada gagasan penetapan prioritas APBN 2021.

Dalam seminar tersebut, peserta menyaksikan presentasi program, metas prioritas, capaian sosial ekonomi dan dampak Covid-19, capaian keuangan politik dan usulan RAPBN 2021.

Seminar diakhiri dengan debat tentang semua prioritas nasional dan batas maksimum usulan APBN 2021.(***)



Editor: Rudolf

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler