erdana Menteri Benjamin Netanyahu di akun Twiitternya mengatakan peristiwa ini sebagai sebuah "bencana besar". Mayat-mayat tergeletak di atas brankar di koridor, seluruhnya dibungkus kertas timah.
Laporan media awalnya mengatakan bagian dari tempat duduk stadion telah runtuh di acara Lag B'Omer di Gunung Meron di Galilea. Tetapi para pejabat kemudian mengatakan tampaknya korban telah sesak napas atau diinjak-injak.
Perayaan itu dianggap sebagai salah satu pertemuan terbesar orang sejak wabah pandemi virus corona lebih dari setahun yang lalu. Polisi kemudia menutup lokasi tersebut dan memerintahkan orang-orang diangkut dengan bus.
Baca Juga: Ibu Rumah Tangga Gasak 52 Tabung Gas Selama 4 Bulan Untuk Hidupi Keluarga, Diciduk Polisi
Makam itu dianggap sebagai salah satu situs tersuci di dunia Yahudi dan merupakan situs ziarah tahunan. Video yang diunggah di media sosial menunjukkan adegan kacau ketika pria Ultra-Ortodoks memanjat celah di lembaran besi bergelombang yang robek untuk menghindarkan diri dari situasi berdesakan, ketika polisi dan paramedis mencoba menjangkau yang terluka.
Tahun lalu api unggun yang dinyalakan bukan oleh negara di Gunung Meron dilarang karena pembatasan virus corona. Tetapi setelah program vaksinasi, tahun ini pengetatan diperlonggar.***