Indonesia dan Malaysia Prihatin dengan Pakta Pertahanan AUKUS, Australia Coba Meyakinkan

- 21 September 2021, 14:08 WIB
Australia menegaskan kapal selam nuklir yang dibeli di bawah naungan AUKUS tidak akan dipersenjatai hulu ledak nuklir. (Foto ilustrasi kapal selam.)
Australia menegaskan kapal selam nuklir yang dibeli di bawah naungan AUKUS tidak akan dipersenjatai hulu ledak nuklir. (Foto ilustrasi kapal selam.) /Pixabay/ David Mark

INDOBALINEWS - Indonesia dan Malaysia menyampaikan keprihatinan yang serius atas terbentuknya pakta pertahanan trilateral AUKUS yang dibentuk oleh Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Australia.

Indonesia dan Malaysia menganggap AUKUS akan meningkatkan ketegangan dan memicu perlombaan senjata di kawasan Indo Pasifik.

Sementara itu, Australia mengatakan masih tetap patuh pada perjanjian nonproliferasi untuk meyakinkan kedua negara Asia Tenggara ini.

Baca Juga: Lowongan Kerja Telkom: Pendaftaran Online 20 Sampai 30 September 2021 Melalui Link Ini

Dubes Australia untuk ASEAN Will Nankervis mengklarifikasi kapal selam nuklir yang dibeli Australia di bawah naungan AUKUS tidak akan dipersenjatai hulu ledak nuklir.

"Australia tidak akan mengupayakan senjata semacam itu. Membangun fasilitas nuklir untuk sipil pun juga tidak," kata Nankervis dikutip dari Sputnik pada Selasa, 21 September 2021.

Pernyataan dalam dua halaman tersebut dikeluarkan setelah Indonesia dan Malaysia menyampaikan keprihatinannya.

Australia sebagai mitra dialog menekankan ASEAN tetap akan menjadi pokok dalam kebijakan Indo Pasifiknya kendati telah bergabung dengan AUKUS.

Baca Juga: Erick Thohir Semangati Pedagang untuk Optimis akan Pemulihan Ekonomi di Bali

"AUKUS bukan aliansi pertahanan ataupun pakta," kata Nankervis meyakinkan.

Menguatkan alasan AUKUS, Nankervis menyatakan besarnya ketergantungan ketiga negara anggotanya pada perdagangan internasional via laut.

"Kemampuan angkatan laut kami amat penting bagi Australia," katanya.

"Sebagai negara yang terlibat perjanjian zona bebas nuklir Pasifik selatan, Australia memahami pentingnya negara-negara ASEAN yang terikat perjanjian zona bebas nuklir Asia Tenggara. Australia akan terus mendukung perjanjian penting ini," kata Nankervis.

Baca Juga: 'Sukses' Mencuri di 3 Tempat, Akhirnya 2 Buruh Bangunan Tertangkap Juga

Sebelumnya hari Sabtu Malaysia dan Indonesia menyampaikan kekhawatirannya terkait AUKUS setelah PM Australia Scott Morrison menghubungi PM Malaysia Ismail Sabri bin Yaakob untuk menenangkan kemarahan negara-negara ASEAN.

"PM Malaysia prihatin atas kerja sama ini. AUKUS akan memicu perlombaan senjata nuklir di kawasan Indo Pasifik. Di saat yang sama akan memprovokasi kekuatan lain untuk bertindak lebih agresif di kawasan ini, khususnya di laut China selatan," kata pemerintah Malaysia dalam pernyataannya.

Kunjungan PM Australia Scott Morrisson ke Indonesia akhir bulan ini juga dibatalkan menyusul persoalan AUKUS masih berlanjut, dilaporkan Sky News 18 September 2021.

Presiden Indonesia Jokowi menyampaikan keprihatinan mendalam atas berlanjutnya perlombaan senjata dan proyeksi kekuatan di kawasan ini.

Baca Juga: Aries Dapat Untung, Taurus Lebih Percaya Diri, Bagaimana Gemini? Ini Ramalan Zodiak 21 September 2021

Perselisihan diplomatik mencuat setelah AUKUS dibentuk oleh AS, Inggris, dan Australia.

Dengan AUKUS Australia bakal membangun kapal selam bertenaga nuklir dengan bantuan teknologi dari AS dan Inggris.

Konsekuensinya Australia membatalkan proyek kapal selam bernilai multi milyar dolar AS dengan Prancis.

Paris menuduh AS dan Australia berkhianat dan menarik dubesnya dari Washington dan Canberra.***

Editor: M. Jagaddhita

Sumber: Sputnik


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x