Namun, setelah sepekan jeda berlangsung, para perunding menemui jalan buntu pada menit-menit akhir ketika mencari formula untuk membebaskan lebih banyak sandera.
Israel menuduh Hamas menolak membebaskan semua perempuan yang disandera. Seorang pejabat Palestina mengatakan bahwa kegagalan dipicu perbedaan tentang tentara wanita Israel.
Qatar, yang berperan sentral dalam upaya mediasi, mengatakan bahwa upaya negosiasi untuk memulihkan jeda kemanusiaan masih berlangsung. Namun, serangan Israel ke Gaza telah menyulitkan upaya itu.
Baca Juga: Mahfud MD Bicara Norma Hukum dan Pancasila serta Puji Peran Soekarno
Pemerintah AS menegaskan bahwa mereka terus berupaya memperpanjang jeda kemanusiaan di Gaza dan Presiden Joe Biden akan terus terlibat secara intens dalam upaya membebaskan sandera.
Israel bersumpah untuk melenyapkan Hamas sebagai balasan terhadap serangan kelompok itu pada tanggal 7 Oktober, yang menurut Israel telah menewaskan 1.200 orang dan menyandera 240 lainnya.
Otoritas kesehatan Palestina menyebutkan lebih dari 15.000 warga Gaza telah tewas, sedangkan ribuan lainnya hilang dan diduga terkubur di bawah reruntuhan bangunan yang hancur.
Baca Juga: Ganjar: Alhamdulillah Saya Awali Desember Ini dengan Sowan ke Saudara-saudara di Kupang
PBB mengungkapkan hingga 80 persen dari 2,3 juta jiwa penduduk Gaza telah terusir dari rumah mereka dan tidak bisa keluar dari wilayah yang sempit itu. Banyak dari mereka yang terpaksa tidur di tempat-tempat penampungan darurat yang apa adanya.
"Anas, anakku!" Aku tak punya siapa-siapa selain kamu," ratap ibunda Anas Anwar al-Masri, bocah laki-laki dengan luka di kepala yang terbaring di tandu di lorong Rumah Sakit Nasser di Khan Younis pada Jumat 1 Desember 2023.