Sambut Galungan, Mengenal Sejarah dan Makna Sugihan

- 29 Desember 2022, 08:21 WIB
Ilustrasi upacara Sugihan sambut Galungan di Bali. Mengenal Sugihan
Ilustrasi upacara Sugihan sambut Galungan di Bali. Mengenal Sugihan /Pixabay/ignartonosbg

“Pelaksanaan Sugihan Jawa di Bali sebagai pembersihan alam semesta atau penyucian dari pretime yang ada di pura-pura khayangan tiga dan dalam Sugihana Jawa itu di masyarakat adat di bali disebut dengan parerebon atau pembersihan,” Ungkap Ida Bagus Purwa Sidemen, S.Ag., M Si.

Terdapat cerita mitos yang mengatakan bahwa Sugihan Jawa merupakan sugihan yang dilakukan oleh keturunan Majapahit.

Namun hal ini tidaklah sepenuhnya benar karena dalam Sastra Lontar Sundarigama ada kalimat yang mengatakan “Pesucian Dewa kalinggania premastista betare khabeh “ menjelaskan bahwa Sugihan Jawa dilakukan pada Kamis Wage Sungsang.

Baca Juga: Isi Libur Sekolah dengan Outing Class ke Sejumlah Obyek Wisata di Denpasar Pakai Bus

Dimana hari tersebut merupakan hari suci bagi para Bhatara untuk melakukan rerebu di tempat persembahyangan umat Hindu yang disertai pengraratan dan pembersihan untuk Bhatara dengan kembang wangi. 

Sehari setelah Sugihan Jawa pada hari Jumat Kliwon Wuku Sungsang, Umat Hindu di Bali melakukan upacara Sugihan Bali. “Sugihan”.

Upacara ini berarti membersihkan dan “Bali” berarti kekuatan di dalam diri, yang berarti pada saat hari ini terjadilah penyucian diri atau dikenal dengan Bhuana Alit.

Baca Juga: Tingkatkan IPM, Pemkab Lotim Siapkan Program Penunjang Kehidupan bagi Masyarakat Miskin

“Secara pengertian Sugihan Jawa dan Sugihan Bali merupakan pembersihan untuk alam semesta kita atau Bhuana Agung dan pembersihan untuk diri kita sendiri atau Bhuana Alit," ujarnya.

Dan pada saat pelaksanaan Hari Raya Galungan kita dan alam semesta sudah bersih agar semua berjalan dengan lancar sesuai dengan harapan kita bersama yaitu menuju kedamaian,” ujar Ida Bagus Purwa Sidemen

Halaman:

Editor: Shira Ade


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x