Begini Makna dan Filosofi Hari Raya Galungan bagi Umat Hindu

- 14 April 2021, 12:48 WIB
Penjor yang dipasang saat Hari Raya Galungan dihadirkan sebagai simbol persembahan kepada Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Mahaesa.
Penjor yang dipasang saat Hari Raya Galungan dihadirkan sebagai simbol persembahan kepada Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Mahaesa. /INDOBALINEWS/Putu Ayu Adi Susanti

INDOBALINEWS - Hari Raya Galungan dilaksanakan setiap Budha Kliwon Dungulan atau Rabu Kliwon wuku Dungulan, setiap enam bulan sekali.

Kata “Galungan” berasal dari bahasa Jawa Kuno yang artinya menang atau bertarung. Galungan juga sama artinya dengan “dungulan”, yang juga berarti menang. Karena itu di Jawa, wuku yang kesebelas disebut Wuku Galungan, sedangkan di Bali wuku yang kesebelas itu disebut Wuku Dungulan.

Pada tahun ini, Hari Raya Galungan jatuh pada Rabu 14 April 2021. Hari Raya Galungan sangat besar maknanya bagi umat hindu di Bali, yang dimaknai antara kemenangan dharma atau kebaikan melawan adharma atau keburukan.

Baca Juga: Viral, Ucapan Selamat Berpuasa dan Galungan Kuningan 2021 Paling Menyejukkan

Baca Juga: Hadapi Galungan, Kuningan dan Idul Fitri BI Bali Siapkan Uang Tunai Rp4,6 Triliun 

Saat Hari Raya Galungan, umat Hindu akan mengaturkan puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Mahaesa.

Makna Hari Raya Galungan juga terkandung dalam Lontar Sundarigama, yang dijelaskan sebagai berikut: Budha Kliwon Dungulan Ngaran Galungan patitis ikang janyana samadhi, galang apadang maryakena sarwa byapaning idep.

Yang artinya ‘Rabu Kliwon Dungulan namanya Galungan, arahkan ber-satunya rohani supaya mendapatkan pandangan yang terang untuk melenyapkan segala kekacauan pikiran. Jadi, inti Galungan adalah menyatukan kekuatan rohani agar mendapat pikiran dan pendirian yang terang’.

Baca Juga: Galungan di Masa Pandemi, Umat Hindu Bali Rayakan Kemenangan Kebaikan Melawan Keburukan

Halaman:

Editor: M. Jagaddhita


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x