Kupang NTT Bak Kota Mati, Ini Kisah Mahasiswa Perantauan Pasca Bencana

6 April 2021, 08:24 WIB
Mahasiswa perantauan di Universitas Nusa Cendana Kupang yang berusaha untuk menghubungi keluarga masing-masing untuk mengirim kabar agar tak khawatir. /Dok Tanti Balitosca

 

INDOBALINEWS - Sudah dua hari Kota Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT) sepi apalagi malam hari bak kota mati menyusul bencana cuaca ekstrem yang juga melanda sejak Minggu 4 April 2021.

Sejumlah rumah pun bamyak yang hancur porak poranda diterpa hujan lebat dan angin kencang. Termasuk rumah kos-kosan yang ditinggali sebagian besar mahasiswa perantauan yang tengah menimba ilmu di Fakuktas Kedokteran Universitas Nusa Cendana. Sebagian atap kos-kosnya terangkat hancur saat angin kencang pada Hari Minggu itu.

Seperti yang diceritakan oleh Kiko, salah seorang mahasiswa kedokteran semester empat asal Pulau Bali kepada ibunya lewat pesan singkat dari HPnya. Hingga Selasa 6 April 2021, Kota Kupang masih belum dialiri listrik.

Baca Juga: Razia Lapas Krobokan, Disita Barang Terlarang Dari Palu Cutter Hingga Rokok Elektrik

Baca Juga: Mulai Besok PPKM Mikro Diperpanjang Lagi 6 Hingga 19 April 2021

Pasca musibah yang merusakkan sebagian kamar-kamar kos, ia bersama teman teman tidur di kamar yang masih relatif tak terlalu rusak. Setelah musibah dan dan situasi terlihat aman, karena tak ada aliran listrik mereka berusaha mencari rumah atau tempat yang memakai genset untuk mengirim kabar ke orangtua agar tak terlalu khawatir.

"Untung saja toko roti Jco menyediakan genset dan colokan untuk anak-anak ngecharge HP agar bisa memberi kabar untuk keluarga mereka semua, termasuk anak saya Kiko," ujar Tanti warga Bali yang anaknya menimba ilmu di Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana Kupang.

Ditambahkan Tanti, anaknya juga bercerita bahwa sebagian besar toko yang ada di sana tak beroperasi sehingga mereka kesulitan untuk mencari bahan makanan.

Baca Juga: Korban Tewas Banjir Bandang Flores Capai 68 Orang, Polri Kerahkan Bantuan

Baca Juga: Penyair Umbu Landu Paranggi Berpulang di Bali, Akan Dimakamkan di Sumba

Kendati begitu ia bersyukur banyak pihak di sana yang saling membantu. "Alhamdulillah anak saya bercerita ada yang menyarankan agar ia dan teman-temannya bisa makan di Keuskupan Kupang. Ada juga seorang Wakil Direktur di Polda NTT menawarkan mahasiswa untuk tidur dirumahnya. Tapi anak saya mengatakan masih bisa tidur di kos yang tak terlalu rusak bersama teman-teman," imbuh Tanti.

Ditambahkannya juga ia juga bersyukur masih ada gerai makanan siap saji yang akhirnya buka sehingga bisa diakses warga termasuk Kiko bersama teman-temannya.

Baca Juga: Residivis Nekat Lompat Jendela Kos, Curi Uang Buat Beli Baju Baru

Seperti yang juga dilaporkan oleh Kepala Biro Perum LKBN Antara NTT Bernadus Tokan, Kota Kupang gelap gulita dan warga bertahan di dalam rumah.

Banyak warga saat ini berburu lilin, mencari ke warung-warung di kegelapan malam yang telah berlangsung sejak Minggu 4 April 2021 lalu.

Bahkan, tak sedikit warga yang mencari rumah yang memiliki genset untuk sekadar mengecas telepon selular. Mereka rela membayar Rp5 ribu per jam untuk mengecas telepon selular.

Baca Juga: Kisah Viral Pasangan Dokter Sultan, Punya 25 ART Salah Satunya Khusus Beli Galon

Aditya, seorang mahasiswa mengatakan dirinya membayar Rp5 ribu untuk bisa mengecas HP. "Ini agar bisa berkomunikasi dengan orang tua," katanya seperti yang dikutip indobalinews.com dari antaranews.

Untuk telekomunikasi, terdapat titik tertentu yang bisa mendapatkan sinyal. "Dalam Kota Kupang ada sinyal seluler," katanya.

Baca Juga: Terjerat Pinjaman Online Mahasiswi Tewas Gantung Diri di Jendela Kamar Kos

Sementara itu, pohon yang tumbang diterpa angin kencang dan hujan lebat masih banyak yang menutupi ruas jalan. Kabel telepon dan listrik menjuntai bercampur dengan kayu dan dedaunan pohon tumbang.

Diperkirakan banyak rumah di Kota Kupang yang rusak akibat angin kencang tersebut, namun sampai sekarang belum diketahui informasi secara resmi dari pihak terkait mengenai kerusakan akibat bencana alam tersebut.***

Editor: Shira Ade

Tags

Terkini

Terpopuler