Riset Dampak Nyepi terhadap Kualitas Udara Sabet Penghargaan European Union Star Award

20 April 2022, 04:39 WIB
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Piket (kiri) menyerahkan penghargaan European Union (EU) Star Award kepada empat peneliti BBMKG Wilayah III Denpasar, Selasa 19 April 2022. /BMKG

INDOBALINEWS - Empat peneliti Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Denpasar menyabet penghargaan European Union (EU) Star Award. 

Penelitian bertajuk ‘Dampak Hari Raya Nyepi dalam Pengukuran Parameter Cuaca di Stasiun Pengamatan Sinoptik di Bali’ dinilai berkontribusi terhadap pemantauan iklim dan studi kualitas udara.

Tim panelis ilmiah dan voting dari peserta telah memilih penelitian tersebut dari 700 riset yang berasal dari seluruh dunia.

Baca Juga: Kasus Robot Trading Fahrenheit, Bareskrim Polri Blokir Rekening Senilai Rp45,5 Miliar

Tim peneliti BMKG terdiri dari I Putu Dedy Pratama, Pande Komang Gede Negara, Putu Eka Tulistiawan dan I Ketut Sudiarta.

“Sebuah kehormatan bagi saya menyerahkan EU Star Award kepada tim peneliti BMKG Bali yang luar biasa, ” kata Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Piket saat menyerahkan penghargaan European Union (EU) Star Award kepada empat peneliti dari BBMKG Wilayah III Denpasar, Selasa 19 April 2022.

Kata dia penelitian mereka berkontribusi bagi pemantauan iklim serta memberikan gambaran mengenai kualitas udara perkotaan dan dapat meningkatkannya melalui langkah-langkah efektif.

“Hal ini juga menunjukkan betapa pentingnya sains dan penelitian dalam menentukan langkah untuk menjawab tantangan terkait isu kesehatan masyarakat, lingkungan hidup dan pertumbuhan yang berkelanjutan,“ ujar Duta Besar Piket.

Baca Juga: Menurun Drastis, Angka Stunting di Lombok Timur

Nyepi merupakan tradisi unik yang dikenal dunia dan kemudian menjadi perintis kampanye earth hour untuk meningkatkan kesadaran terhadap masalah perubahan iklim.

Nyepi sebenarnya merupakan bentuk perayaan tahun baru yang dilaksanakan dengan cara yang unik. Satu Pulau tidak menghentikan aktivitas selama 24 jam dengan aturan Catur Brata Penyepian yang terdiri dari amati geni (tidak menyalakan api dan lampu), amati karya (tidak bekerja), amati lelungan (tidak bepergian), dan amati lelanguan (tidak bersenang-senang).

Namun, ada pengecualian untuk sektor-sektor tertentu yang diperbolehkan beraktivitas tanpa keluar ruangan.

BMKG yang bekerja 24 jam dan 7 hari dalam seminggu dalam pemantauan cuaca, iklim, dan gempa bumi memiliki Unit Pelaksana Teknis yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Baca Juga: Kasus Aplikasi Binomo, Pacar Indra Kenz Vannessa Khong dan Ayahnya Ditahan

Keberadaan 4 stasiun pengamatan sinoptik di Bali yang tetap bekerja saat Nyepi memantau variabilitas Nyepi dari tahun ke tahun.

Tema inilah yang diangkat menjadi sebuah penelitian sederhana dari empat peneliti BMKG di Bali pada acara ‘CTBT Science and Technology Conference’ 2021.

Hasil penelitian mereka dapat diakses melalui tautan: https://conferences.ctbto.org/event/7/contributions/803. 

Sebenarnya ada tulisan lain tentang Nyepi dari sudut pandang seismologi, tapi hanya satu yang lolos untuk dipresentasikan.

Baca Juga: Idul Fitri 2022, Kunjungan Wisdom ke Bali Diprediksi Meningkat Drastis

“Dari 700 riset yang mengikuti konferensi, terdapat 17 penelitian dari Indonesia dan 13 diantaranya merupakan riset dari BMKG, dan salah satunya berhasil meraih EU Star Award. Penghargaan ini merupakan penghargaan EU Star Award yang pertama bagi Indonesia,” ujar Deputi Bidang Geofisika, Suko Prayitno Adi.

Kata dia Indonesia bekerja sama memasang 6 stasiun seismik Comprehensive Nuclear Test Ban Treaty Organization (CTBTO) untuk dioperasikan oleh BMKG sejak 2002 silam.

“Indonesia merupakan anggota negara anggota perjanjian non-proliferasi nuklir dan telah menandatangani ratifikasi pelarangan uji coba nuklir bawah tanah. Oleh karena itu, Indonesia berkomitmen untuk ikut melakukan pemantauan uji coba nuklir melalui sistem monitor seismik yang dioperasikan BMKG”, ujar Suko Prayitno Adi.***

Editor: M. Jagaddhita

Tags

Terkini

Terpopuler