Baca Juga: Pilkada DKI Jakarta 2024, PKB Lirik Raffi Ahmad dan Agnes Monica
Lepas dari legenda, keterkaitan Santo Valentine dan cinta baru muncul lama kemudian. Dalam puisi Geoffrey Chaucer, penyair Inggris dan penulis buku terkenal, 'The Canterbury Tales'. Setidaknya hal ini menurut Andy Kelly, seorang ahli bahasa Inggris dari University of California, Los Angeles, yang menulis buku 'Chaucer dan Cult of St Valentine'.
Chaucer menulis sebuah puisi berjudul Parliament of Fowls (1382), untuk merayakan pertunangan Raja Richard II. Dalam puisi itu, Hari Valentine dirayakan pada 3 Mei, bukan 14 Februari.
"Itu adalah hari di mana semua burung memilih pasangannya dalam setahun," kata Kelly. "Tak lama setelahnya, dalam satu generasi, orang-orang mengambil ide untuk merayakan Valentine sebagai hari kasih sayang," lanjutnya.
Baca Juga: Selama Pandemi Terkumpul 360 Kantong Plasma Konvalesen di Bali
Valentine yang menjadi referensi Chaucer mungkin adalah Santo Valentine dari Genoa, yang meninggal pada 3 Mei. Tetapi orang-orang pada saat itu tidak begitu akrab dengan sosok romantis satu ini.
Mereka lebih akrab dengan kisah Valentine dari Roma dan Terni yang dieksekusi pada 14 Februari, yang lantas dikaitkan dengan cinta.
Nah apapun legenda hingga misteri cinta yang ditabur Santo Valentinus, faktanya dari masa ke masa hingga saat ini mayoritas masyarakat dunia merayakan tanggal 14 Februari sebagai Hari Kasih Sayang. Happy Valentine's Day!***