Masih Ada 17 Ribu Desa 3T, Tertinggal, Terpencil dan Terluar di Indonesia

- 5 Juli 2021, 11:56 WIB
(foto) Ilustrasi mengajar di daerah 3T.
(foto) Ilustrasi mengajar di daerah 3T. /pixabay.com/Aditiotantra

INDOBALINEWS - Perkembangan dunia digital semakin hari semakin tak terbendung dan menuntut kecerdasan atau literasi digital untuk memaksimalkan pemanfaatannya juga meminimalisir kejahatan online yang kerap terjadi yang menjadi dampaknya.

Banyaknya manfaat positif dan ekses dampak negative ini juga dirasakan di daerah 3T yaitu Tertinggal, Terpencil dan di wilayah Terdepan karena berada di perbatasan dengan negara lain.

Seperti yang dikatakan oleh Ayub, seorang guru di Biak, Papua bahwa kemajuan dunia digital sangat dirasakan oleh masyarakat di Biak. Khususnya di bidang Pendidikan untuk mempermudah para guru berimrpovisasi dalam mengcover kekurangan yang ada.

Baca Juga: PPKM Darurat Jawa Bali, Bule Diawasi Ketat untuk Taat Prokes

“Misal saja, saya beragama Islam tapi saya juga diharuskan mengajar anak murid soal Agama Kristen, dan kekurangan ilmu dan wawasan saya tentang Agama Kristen saya dapatkan dengan mencarinya di internet,” ujar Ayub dalam Webinar Literasi Digital yang digelar oleh Kemkominfo dan Siberkreasi untuk wilayah Kabupaten Biak Numfor, Papua, Jumat 2 Juli 2021.

Ditambahkannya juga apalagi di masa pandemi, dunia digital sangat membantu para guru untuk mengendalikan tugas dari jarak jauh. “

Para guru di Biak harus bisa internet, jika tidak ada internet akan bingung dunia Pendidikan apalagi selama pandemic. Meski di Biak sara dan prasaran masih terbatas tapi tugas tuga masih bisa dikendalikan,” imbuhnya.

Baca Juga: Seorang Pria Gantung Diri di Kandang Babi Milik Tetangga

Selain itu, layanan internet di daerah 3T amat penting untuk layanan kesehatan dan hiburan berkreasi untuk pengembangan diri dan mengembangkan bisnis. “Penting juga di daerah 3T internet untuk hiburan mendownload video dan downliad materi belajar anak-anak.”

Contoh lain di manfaat penggunaan internet di bidang perekonomian rakyat di daerah pesisir untuk mengetahui prakiraan cuaca yang sangat dibutuhkan untuk nelayan sebelum melaut. “Dulu, cuaca sedikit banyak masih bisa diprediksi dengan manual semisal memperkirakan masa musim angin gelombang atau yang lainnya.  Tapi sekarang enggak. Karena perilaku alam saat ini sudah tak bisa dipastikan dan fungsi internet dalam hal ini menjadi penting untuk para nelayan melihat predikisi BMKG sehingga nelayan bisa mempersiapkannya.”

Dikatakannya juga hingga saat ini, seperti tertera dalam keputusan Menteri Desa PDT dan Trans nomor 126 tahun 2017,  indonesia masih memiliki desa kategori 3T, tertinggal, terpencil dan terluar sebanyak 17.000.

Baca Juga: Nora Alexandra Ingatkan Jerinx Fokus ke Program Miliki Momongan

Ayub juga mengatakan, selain dampak positif, yang juga perlu harus dicermati dan diminimalisir adalah ekses negatifnya. Diantaranya adalah pengguna internet menjadi terisolasi karena asik sendiri berselancar di dunia maya.

Selain itu ancaman menyebarnya virus computer dan penyebaran informasi salah. “Tak ada yang bisa menjamin keabsahan sebuah informasi yang mudah didapat dari internet. Jika tak bijak menggunakan internet bisa berakibat fatal.”

Baca Juga: Tragis: KDRT Berujung Maut, Isteri Tewas Dianiaya Suami Lalu Coba Bunuh Diri

Yang menjadi ancaman lain adalah karena begitu mudahnya mencari informasi, yang bisa membuat pengguna menjadi plagiat yang banyak terjadi di dunia pendidikan. “Semisal plagiat di dunia pendidikan  saat membuat skripsi karena lebih mudah untuk meng-copy paste atau lupa mencatumkan nama pemilik karya orang lain sebelumnya,” terangnya.

Pembicara lain Chris Jatender, Kaprodi Teknik Informatika STTIE STIENI juga mengulas tentang bagaimana mengamankan data pribadi di dunia digital. Dikatakan Chris yang merupakan Kaprodi Teknik Informatika STTI STIENI, dalam beraktivitas di internet jika ada persyaratan yang dibutuhkan untuk masuk dalam sebuah aplikasi, kita jangan asal setuju saja tetapi ketahui dulu ketentuan privasinya.

Baca Juga: Seorang Korban KMP Yunice Kembali Ditemukan, Ini Identitasnya

“Jangan asal setuju saja ketahui dulu soal ketentuan privasi dan sisi keamanannya,” ujar Chris. Dikatakan juga oleh Chris, di era digital yang semakin meluas pentrasinya, juga diperlukan kecakapan pengetahun mendasar tentang beragam informasi yang mendukung teknologi yang kita tengah pakai saat ini.

Hadir dalam Webinar dengan moderator Kika Ferdina ini sejumlah pembicara yaitu  Chris Jatender, Kaprodi Teknik Informatika STTIE STIENI, Sofia Sari Dewi, Designer dan Penggiat Sosial Media, Apner Krei , S.Sos, M.Si, Ayyub, S.Pd, serta Key Opinion Leader Fitriyani.

Editor: Shira Ade


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah