Epidemiolog Sarankan Penetapan Status Endemi Setelah Vaksinasi Rampung 100 Persen

- 10 Maret 2022, 06:05 WIB
Wisatawan mengunjungi kawasan wisata Pantai Batu Bolong di Canggu, Badung, Bali, Senin 7 Februari 2022. Rencana pemerintah menetapkan status endemi hendaknya menunggu setelah vaksin rampung 100%. Demikian usulan epidemiolog.
Wisatawan mengunjungi kawasan wisata Pantai Batu Bolong di Canggu, Badung, Bali, Senin 7 Februari 2022. Rencana pemerintah menetapkan status endemi hendaknya menunggu setelah vaksin rampung 100%. Demikian usulan epidemiolog. /ANTARA FOTO/Fikri Yusuf

INDOABLINEWS – Rencana pemerintah untuk mengakhiri masa pandemi Covid-19 dengan menetapkan endemi diminta tidak terburu-buru.

Seorang epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Bayu Satria Wiratama mengatakan rencana tersebut sebaiknya menunggu cakupan vaksinasi di Indonesia mencapai 100 persen.

"Karena kita tidak bisa lagi bilang (vaksinasi) cuma 70 persen sesuai target. Kalau mau ke arah sana ya harus semua divaksinasi," kata Bayu, Rabu 9 Maret 2022.

Baca Juga: BPJS Kesehatan Perluas Layanan dan Rujukan bagi Peserta Penderita Gagal Ginjal

Kata dia dengan vaksinasi mencapai 100 persen imunitas masyarakat termasuk kelompok rentan dan lansia telah terbentuk dengan level yang sama sehingga apabila terinfeksi Covid-19 tingkat keparahannya ringan.

Selain vaksin dosis satu dan dua mencapai 100 persen, ia juga berharap cakupan vaksinasi booster setidaknya mencapai 50 persen.

"Karena nanti misalnya muncul varian-varian baru mungkin selain Omicron harapannya imunitas sudah terbentuk," ujarnya.

Pembentukan imunitas penduduk, menurut dia, menjadi kunci untuk menuju fase endemi.

Baca Juga: Pemkot Mataram Ikut Meriahkan Perhelatan MotoGP, Gelar Atraksi Seni Budaya dan Bazar UMKM 

Salah satu indikator vaksinasi mampu meningkatkan imunitas, menurut dia, bisa dilihat dari tingkat keparahan dan kasus meninggal dunia yang menurun.

"Seperti masa Omicron sekarang jumlah kematian tidak sebanyak dulu dan harapannya bisa lebih turun lagi," kata Bayu.

Peralihan dari pandemi ke endemi, menurut Bayu, layaknya influenza. Virus dan penderitanya masih ada akan tetapi tidak sampai memunculkan keparahan yang berat.

Perubahan pandemi influenza ke endemi membutuhkan waktu yang lama hingga belasan tahun karena belum ada vaksin seperti saat ini sehingga pembentukan imunitas hanya menunggu infeksi alami.

Baca Juga: Live Streaming Manchester City vs Sporting CP Babak Knock Out Liga Champions

"Flu tidak hilang tapi lama-lama flunya menjadi ringan sehingga sudah tidak menimbulkan kematian lagi. Dulu prosesnya sampai belasan tahun," tuturnya.

Setelah menjadi endemi Covid-19, menurut dia, memakai masker memungkinkan tidak diwajibkan lagi.

"Nanti di tempat publik tidak lagi harus pakai masker, jadi hanya disarankan pakai masker kalau sakit," katanya.***

Editor: M. Jagaddhita

Sumber: Antaranews


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x