'Tak Ada Islamofobia dan Kebencian Terhadap Islam di Indonesia'

- 27 Juli 2022, 12:06 WIB
Menkopolhukam Mahfud MD.
Menkopolhukam Mahfud MD. /instagram @mohmahfudmd

 

INDOBALINEWS - Belakangan banyak muncul di media sosial unggahan tentang fenomena Islamofobia atau perasaan ketakutan ataupun kebencian terhadap Islam di Indonesia.

Menurut Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD hal tersebut tidak benar dan ia sangat menyayangkan pendapat tersebut. 

Ia menegaskan tidak ada islamofobia atau perasaan ketakutan ataupun kebencian terhadap Islam di Indonesia.

Baca Juga: Melonjak, Kasus Positif Covid-19 di Kota Denpasar Bertambah 67 Orang

Pemerintah saat ini, menurut Mahfud, justru tengah berupaya membangun Indonesia dengan berlandaskan nilai-nilai luhur keislaman.

"Indonesia ini sedang kita bangun, kalau bagi umat Islam ini tadi islamiah, islami, Islam sebagai nilai-nilai keluhuran. Islam yang terbuka, Islam yang kosmopolit kesewargaan, menganggap orang yang lain sama. Akan tetapi, urusan ibadah, ya, saya sendiri, Anda sendiri," kata Mahfud seperti yang dikutip dari Antara Rabu 27 Juli 2022.

Baca Juga: Kasus Turis Australia Ditipu Money Changer Bodong Bisa Rusak Citra Bali

Ia juga mengatakan bahwa orang Islam bebas bersaing di politik dan di pemerintahan.

"Intelektual, pokoknya Islam sudah bebas. Fobianya di mana?" kata Mahfud saat menjadi pembicara dalam Dialog Kebangsaan Imaji Satu Abad Indonesia di kampus terpadu Universitas Islam Indonesia (UII), Sleman, Selasa.

 Baca Juga: Presiden Jokowi Bertemu Presiden Xi Jinping, Ini Isu dan Kerja Sama Strategis yang Dibahas

Menurut dia, islamofobia setidaknya memiliki arti takut terhadap orang Islam, kemudian membuat kebijakan yang anti-Islam.

"Enggak ada, nih, pemerintah kita yang takut kepada orang Islam, malah pemerintahanya seneng, tuh, menyatakan Islam, bawa sajadah, menteri-menteri bawa sajadah, Presiden ke masjid bawa sajadah, Presiden ke pesantren enggak takut, tuh, mengaku Islam," ucapnya.

Selain takut, menurut dia, fobia juga mengandung arti membenci. "Tidak ada yang benci. Orang Islam boleh bersaing semua," kata dia.

Baca Juga: Diduga Bawa Motor Sambil Mabuk, WNA Australia Masuk Selokan, Nyawanya Tak Tertolong

Selain tidak ada islamofobia, kata Mahfud, saat ini peluang umat Islam untuk maju jauh lebih luas ketimbang zaman Orde Baru.

"Banyak profesor di UGM yang saya baru tahu kalau mereka orang NU (Nahdlatul Ulama) itu sesudah reformasi karena zaman Orde Baru itu enggak berani mengaku, ada fobi. Sekarang tidak ada fobia," katanya lagi.

Baca Juga: Jeje dan Bonge: Dari Citayam Fashion Week ke Video Klip 'Jangan Katakan Cinta'

Mahfud juga membandingkan keleluasaan umat Islam saat ini dengan era Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Daoed Joesoef pada masa Orde Baru yang membatasi penggunaan busana muslim.

"Dahulu zaman Daoed Joesoef memang orang resmi dilarang pakai jilbab, resmi dilarang, itu fobia namanya. Kalau sekarang tidak. Bahkan, (sekarang) polisi sendiri punya pakaian muslim, masak dibilang fobia," ujar Mahfud. ***

 

 

Editor: Shira Ade

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x