“Kurikulum Merdeka memberikan kesempatan yang lebih besar kepada guru untuk memperkuat kemampuan literasi, numerasi, dan karakter siswa. Keterampilan itu merupakan fondasi belajar yang akan menentukan kualitas sumber daya manusia (SDM) di masa depan," kata Pathul seperti dilansir Antara.
Baca Juga: Narkoba Senilai Rp10 Miliar Dimusnahkan Polda Bali dan Kanwil DJBC Bali, NTB, NTT
Menurutnya semakin baik kemampuan literasi, numerasi, dan karakter siswa, maka akan semakin baik pula prestasi belajar siswa itu di masa depan.
Kurikulum Merdeka mempunyai salah satu karakter utama yang fokus terhadap materi esensial dan menjadi penggerak upaya peningkatan kualitas pembelajaran. Karakter itu memberi ruang bagi guru untuk menyelenggarakan pembelajaran berdiferensiasi.
Anindito menjelaskan jika pembelajaran berdiferensiasi juga memberi ruang bagi guru untuk menggunakan beragam sumber belajar, jadi bukan hanya bergantung pada buku teks.
Baca Juga: Intip Limbah Plastik Jadi Elemen Artistik di Gerai Bisnis Apparel
Bahkan, guru dapat memilih bab-bab tertentu dari sebuah buku teks atau menggunakan buku teks dari jenjang yang lebih tinggi atau lebih rendah sesuai dengan kebutuhan belajar murid.
Selain fokus pada materi esensial, Kurikulum Merdeka juga memberi waktu khusus untuk pengembangan karakter yang sesuai dengan nilai Pancasila.
“Karena karakter tak cukup hanya dikembangkan melalui pelajaran akademik di kelas, maka ada sekitar 20 sampai 30 persen jam pelajaran yang bisa digunakan untuk aktivitas kokurikuler melalui projek penguatan profil pelajar Pancasila,” ujarnya.
Baca Juga: Pedagang Pasar Sukawati Keluhkan Masalah Parkir, Ini Kata Polda Bali