Fahri Hamzah : Ahok dan Erick Sama-sama ‘Nyasar’, bagai Metromini Salah Jurusan

- 19 September 2020, 08:21 WIB
Fahri Hamzah
Fahri Hamzah /Instagram akun @fahrihamzah

INDOBALINEWS - "Ahok dan Eric sama-sama nyasar. Yang satu sudah agak siuman tapi yang satu masih asik salah jurusan, metromini keluyuran di media sosial kayaknya gak bakal sampai tujuan." cuit Fahri lewat akun Twitter-nya, @Fahrihamzah, dikutip Kamis (17/9).

Ketegangan yang terjadi antara Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Menteri BUMN Erick Thohir belum lama ini, mengundang tanggapan dari Fahri Hamzah, Wakil Ketua Umum Partai Gelora.

Selain itu Fahri juga katakan bahwa keduanya adalah orang-orang 'titipan' di Kementerian dan Perusahaan yang saat ini mereka tempati. Jabatan yang dimiliki keduanya merupakan ‘penunjukkan’ bukan terpilih.

"Erick dan Ahok ini keduanya titipan sebab keduanya penunjukan. Hanya pejabat 'elected' yang bukan titipan kemudian yang 'selected'. Mereka berdua ini "appointed". Jadi duduk aja bareng sesama orang nyasar. Siapa tau bisa ketemu Arah Baru," kata Fahri seperti yang dirilis oleh RRI.com

Baca Juga: Ahok Bongkar Bobrok Pertamina dan Dorong BUMN Dibubarkan

Lebih lanjut dia menyebut keduanya saat ini sedang dalam kondisi tersasar. Mantan Wakil Ketua DPR tersebut menjelaskan, maksud pernyataan "nyasar" dalam cuitannya, yakni merujuk ke peta tugas dan pekerjaan keduanya di pos masing-masing.

Kritikan Ahok kepada Pertamina dan Kementerian BUMN ini, menurut Fahri adalah hal yang cukup menarik, meski saat ini Indonesia sedang dikatakan dalam kondisi krisis akibat dampak pandemi Covid-19.

"Lagi krisis pejabat bertengkar setiap hari...menarik" tuturnya.

cuitan fahrihamzah di media sosial
cuitan fahrihamzah di media sosial RRI

Baca Juga: Rocky Gerung: Istana Berusaha 'Mematikan Langkah’ Anies , Mahfud dan Sri Mulyani di Prediksi Siuman

Komentar Fahri Hamzah ini muncul, setelah Ahok kembali menjadi sorotan, setelah blak-blakan mengenai buruknya tata kelola dan manajemen Direksi Pertamina.

Ahok mengaku, sering tidak habis pikir dengan berbagai kebijakan yang dikeluarkan direksi Pertamina. Menurutnya, kebijakan direksi banyak yang tidak masuk akal, terlebih dalam hitungan bisnis. 

Hal tersebut mengakibatkan Pertamina harus menanggung utang dalam jumlah besar.

“Sudah hutang 16 Miliar Dollar AS, tiap kali otaknya pinjem duit terus. Saya sudah kesal ini. Pinjem duit terus, mau(nya) akuisisi terus,” beber Ahok.

Baca Juga: Anies Bikin Aturan Sendiri, Dilanggar Sendiri

Pertamina seharusnya fokus pada eksplorasi ladang minyak di dalam negeri, Ujar mantan Gubernur DKI Jakarta itu, selain secara hitungan bisnis kurang menguntungkan, 

Adapun temuan lain yang menurut Ahok juga sangat tidak efisien yaitu mengenai pembangunan kilang minyak. Hingga kini Ahok masih terus meminta kejelasan mengapa banyak kilang baru yang belum juga dibangun. Padahal sudah ada beberapa investor yang serius untuk patungan (join share) bisnis dengan Pertamina.

“Makanya nanti saya mau rapat penting soal kilang. Berapa investor yang sudah nawarin mau kerja sama kalian diemin? Terus sudah ditawari kenapa ditolak? Terus kenapa kerja seperti ini? Saya lagi mau audit,” ujar Ahok dengan nada tegas.

Baca Juga: 'Ahok Banyak Bacot Tanpa Dasar' , Hingga Andre Minta Jokowi dan Erick Pecat Ahok

Ia juga menyinggung gaji direksi Pertamina yang dianggap tidak wajar. Sebab, sering kali seorang direksi sudah dicopot dari sebuah jabatan, namun masih mendapat gaji sesuai jabatan lama.

"Masa dicopot gaji masih sama. Alasannya karena orang lama. Ya harusnya gaji mengikuti jabatan Anda kan. Tapi mereka bikin gaji pokok gede semua. Jadi bayangin gaji sekian tahun gaji pokok bisa Rp75 juta. Dicopot, gak ada kerjaan pun dibayar segitu. Gila aja nih," papar Ahok.

Tak ketinggalan, Ahok juga mengkritik soal kebiasaan Direksi yang disebutnya suka melobi menteri. Aib ini diketahuinya saat pergantian direksi Pertamina beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Raja Salman Gandeng China Kembangkan Senjata Nuklir untuk Militer Arab Saudi, Barat Was-was

Ahok juga menyinggung wacana bubarkan Kementerian BUMN dan menggantinya dengan sistem seperti di Singapura yang memiliki Temasec Holding.

"Kalau bisa Kementerian BUMN dibubarkan. Kita membangun semacam Temasek, semacam Indonesia Incorporation," tuturnya.(***)





Editor: Rudolf

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x