Alami Pelecehan Seksual Saat Rapid Tes, Seorang Wanita Curhat di Twiter

- 21 September 2020, 13:40 WIB
Curhatan Netizen di Twitter nya tentang pelecehan yang terjadi pada dirinya
Curhatan Netizen di Twitter nya tentang pelecehan yang terjadi pada dirinya /Twitter

INDOBALINEWS - Baru-baru ini, terjadi hal mengejutkan terjadi kepada seorang wanita beinisial LHI. Ia mengaku mengalami pelecehan seksual saat rapid test di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta.

Lantaran geram, LHI curhat di media sosial Twitter pribadinya @listsongs mengenai peristiwa pelecehan yang menimpanya beberapa hari lalu.

Cuitannya itu, kini viral di Twitter dan mendapat dukungan netizen.

Memang, Rapid test sebagai syarat administrasi perjalanan, hingga kini masih diterapkan bagi warga yang akan berpergian ke luar daerah.

"Pemerasan dan pelecahan seksual oleh dokter rapid test di Bandara Soekarno-Hatta, Terminal 3," tulisnya pada Jumat (18/09).

Baca Juga: Wapres Harap Budaya Korea Menginspirasi Generasi Muda Indonesia

Dijelaskan, LHI tengah berada di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hattta, Jakarta. Saat itu, ia hendak berangkat ke Nias, Sumatera Utara, dengan menggunakan pesawat terbang.

Sebelum berangkat, ia terlebih dulu melakukan rapid test. Sayangnya, hasil tes itu menunjukan bahwa ia reaktif.

Melihat itu, LHI mengaku juga sudah pasrah bahwa dirinya tidak akan berangkat pada saat itu karena hasil rapid test menunjukkan reaktif.

Dalam statusnya, tiba-tiba, seorang petugas tiba-tiba menghampiri dirinya. Menurut pengakuan LHI, petugas itu mengaku bisa membantu mengubah hasil rapid test agar dirinya bisa terbang ke Nias.

Baca Juga: Bukan Gempa atau Ledakan, Suara Dentuman di Jakarta Tadi Malam Ramai Dibicarakan

"Flight-ku jam 6 pagi, jadi sekitar jam 4 pagi aku udah sampai terminal 3 untuk melakukan rapid test. Aku test rapid-nya di tempat resmi yang sudah disediakan oleh Bandara-Soetta. Setelah dipanggil masuk untuk mengambil hasil rapid test, dokternya bilang Ig G aku reaktif. aku bingung aja hah, kok bisa sih tapi yau udahlah," tulis LHI.

LHI merasa kaget, jika hasilnya dapat dirubah oleh petugas. Ia sempat menolak tawaran itu, namun oknum petugas memaksanya agar tetap terbang ke Nias dengan membayar Rp 150 ribu.

Baca Juga: Viral Positif Covid, Sengaja Keluyuran Agar Orang Tertular

"Dokternya malah terkesan 'maksa' biar aku tetep terbang ke Nias. Katanya 'nggak apa-apa mbak, terbang aja, mbak gapapa kok sebenarnya, ga bakal nularin ke orang-orang di sana. Kalau mau tetap berangkat, ini saya rapid lagi, bayar aja Rp 150 ribu lagi buat test ulangnya," tulisnya.

Terlebih lagi, Setelah mendapat surat bebas COVID-19, ia mengaku mengalami pelecehan seksual dari oknum itu.

LHI menyebut oknum petugas itu meminta uang tambahan karena telah membantu dirinya mendapatkan surat bebas COVID-19. Lantas, ia pun kemudian mentransfer senilai Rp 1,4 juta ke rekening oknum petugas.

Baca Juga: Program Listrik Gratis PLN Diperpanjang hingga Desember 2020, Ini Aturannya!

Selepas itu, tiba-tiba petugas mencium wajahnya lalu memegang payudaranya.

Wanita itu mengaku sempat trauma dan menangis. Ia mengadu ke pacarnya, bahkan membuat laporan ke polisi. Namun, hingga saat ini, laporan itu disebut belum diproses. (WB) (***)

Editor: Rudolf

Sumber: Twitter


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x