Seragam Baru Satpam, Pro dan Kontra Soal Warna Coklat Mirip Polisi

- 26 September 2020, 12:48 WIB
Edaran informasi Aturan tentano perubahan seragam satuan pengamanan (satpam)
Edaran informasi Aturan tentano perubahan seragam satuan pengamanan (satpam) /antara

INDOBALINEWS - Kepolisian Republik Indonesia mengeluarkan aturan baru tentang seragam Satuan Pengamanan (Satpam) yang akhirnya menimbulkan pandangan pro dan kontra.

Peraturan Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Perkap) Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pengamanan Swakarsa dikeluarkan oleh Kapolri Idham Azis, salah satunya mengatur seragam satuan pengamanan atau satpam yang mirip polisi.

Polri melalui Kabag Penum Divisi Humas Polri, Kombes Ahmad Ramadhan menyampaikan sesuai penjelasan Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Brigjen Awi Setiyono bahwa tujuan perubahan seragam satpam itu ada alasannya. 

Baca Juga: Nekat, Lempar Batu ke Rumah Dinas Kasdam IX Udayana Malam Hari .... Gangguan Jiwa

Ahmad nyatakan bahwa warna coklat memiliki filosofi sebagai warna bumi dan batu yang melambangkan kebersahajaan, stabilitas, rasa aman. 

"Filosofi yang disampaikan tadi yang pertama adalah menumbuhkan kedekatan emosional antara satpam dengan anggota polisi," kata Ahmad, seperti yang dikutip indobalinews dari warta ekonomi.

Namun pemerhati hukum dan HAM, Haris Azhar mengkritisi peraturan ini. 

Haris menyampaikan ada dua alasan yaitu estetik dan etik.

Baca Juga: Disebut ‘Yesus dari Siberia’ Sergel Torop Mengaku Mesias, Putra Allah

Menurutnya, dari estetik, ia menyoroti filosofi seragam satpam mirip polisi dengan warna coklat yang disebut warna bumi. Filosofi itu tak sesuai dengan kondisi masyarakat saat ini yang masih banyak persoalan dan perlu solusi jawaban.

"Menurut saya ini konyol, kalau misalnya mengganti seragam satpam dengan coklat. Yang penting diperbaiki dari satpam itu kualitas, skill-nya, dan kapasitasnya," kata Haris dalam acara Kabar Petang tvOne yang dikutip warta ekonomi dari VIVA pada Jumat (18/9).

Dia pun mempertanyakan dari aspek etis jika seragam satpam direalisasikan mirip polisi. Kata Haris, lebih baik negara memperhatikan kebutuhan satpam dan bukan sekedar ganti seragam.

Edaran informasi perubahan seragam Satuan Pengamanan ( Satpam)
Edaran informasi perubahan seragam Satuan Pengamanan ( Satpam) antara

Baca Juga: Lagi Bertambah 18 Kasus Positif Covid-19 di Kota Denpasar, Bali

Ia juga mengkritisi asal pendanaan seragam ini. Sebab, di tengah pandemi Corona COVID-19, semua lembaga atau instansi pemerintah sesuai instruksi Presiden Joko Widodo mesti menghemat anggaran.

"Kok ini malah kepolisian mengagendakan mengubah seragam. Apa nanti diserahkan ke masyarakat, terus masyarakat patungan lagi untuk tujuan mempolisikan masyarakat," ujar Haris.

"Ini tujuannya hanya menakut-nakuti masyarakat dengan polisi di mana-mana. karena warna coklat identik dengan polisi," tambah eks Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) itu.

Baca Juga: Kamu Ngapain Memprovokasi Gambar Ginian? Tegur Luhut Ke Najwa Ketika Tampilkan Video Konser Pilkada

Menurutnya, cara polisi ingin dekat dengan masyarakat tidak bisa demikian. Tak bisa hanya dengan mengganti seragam satpam mirip polisi. Dia bilang jangan sampai jika masyarakat butuh perlindungan dan kehadiran polisi tapi yang muncul nanti justru satpam dengan seragam coklat.

"Jangan di saat tertentu kita nanti butuh polisi hadir. Terus kita lihat dari jauh sudah ada si coklat itu ternyata itu satpam. Karena urusan remeh temeh yang kecil-kecil tulisan satpam, polisi, itu kan nggak kelihatan dari jauh," jelas Haris.

Bagi Haris, ide seragam mirip polisi saat ini tak penting dan belum mendesak. "Jadi, menurut saya, ide ini tidak valid, tidak penting, tidak ada urgensinya, tidak ada kebutuhannya," sebut Haris.(***)



Editor: Rudolf

Sumber: Warta Ekonomi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x