2021 Jadikan Desa Wisata sebagai Tujuan Wisata

19 November 2020, 07:29 WIB
Desa Wisata, Desa Budaya Kertalangu, Kesiman, Denpasar Bali /Rudolf Deca/Dok.Rudolf/Indobalines

INDOBALINEWS - Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda menegaskan bahwa Komisinya sudah memiliki komitmen yang sama dengan Kemenparekraf. 

Yaitu agar pada 2021, desa-desa wisata akan menjadi destinasi penyangga untuk destinasi prioritas dan super prioritas.

Tujuan yang sama antara Komisi X dan Kemenparekraf tersebut karena melihat situasi pandemi sekarang ini. 

Baca Juga: Vaksin COVID-19 di Indonesia Siap Mulai Akhir November 2020 Setelah Masuk Daftar WHO

Kegiatan yang dilakukan hampir berbulan-bulan lamanya di dalam rumah. Membuat kejenuhan sangat dirasakan oleh masyarakat. Untuk menghilangkan kejenuhan, masyarakat pun mengunjungi daerah wisata. 

Melihat kondisi masyarakat tersebut, Syaiful Huda meminta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyiapkan destinasi wisata alternatif.

Desa wisata yang ada di berbagai daerah, untuk mengantisipasi membludaknya jumlah wisatawan saat liburan sekolah, Natal dan Tahun Baru 2021.

Baca Juga: 182 Konten Internet Melanggar Aturan Pilkada, Ditemukan Bawaslu dan Wajib di “Take Down”

"Saya mendorong masyarakat untuk mengambil destinasi terdekat seperti desa wisata. 

"Saya mohon kepada Mas Tama (Menparekraf Wishnutama Kusubandio) agar semua destinasi wisata bisa menyiapkan diri dengan baik.

"Karena hampir pasti, momen libur panjang seperti tahun baru. Termasuk liburan anak-anak pertengahan semester akan mengunjungi tempat wisata," kata Syaiful Huda di Jakarta, Rabu.

Usulannya tersebut bukan tanpa alasan. Syaiful ingin pihak Menparekraf dapat mengantisipasi kunjungan wisatawan. 

Baca Juga: Puluhan ASN Bogor Jalani Tes Usap Covid-19, Setelah Bupatinya Positif Corona

Agar tidak membludak di tempat-tempat pariwisata besar saja yang bisa menyebabkan berkumpulnya orang dalam jumlah besar.

Ketua Komisi X ini memprediksi akan membludaknya jumlah wisatawan saat libur panjang, seperti yang dikutip indobalinews dari antara.

Tingkat kejenuhan masyarakat akibat pandemi COVID-19. Terutama anak-anak yang terpaksa harus melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) sangat tinggi.

Baca Juga: Pasar Kopi di China Menjanjikan, McDonald Investasikan Rp5,3 Triliun Kembangkan McCafe

"Banyak anak-anak mengalami depresi karena menghadapi PJJ, karena itu saya memprediksi akan terjadi mobilisasi masyarakat ke tempat-tempat wisata pada di akhir tahun. Saya menganjurkan nggak usah ke destinasi wisata besar, tapi cukup selfie di spot-spot desa wisata," ujarnya.

Masyarakat yang akan berwisata pada akhir tahun pun diimbau. Termasuk pengelola objek wisata, agar benar-benar menerapkan protokol kesehatan secara baik dan benar.

Politisi PKB ini tidak mau kejadian saat libur panjang lima hari. Yaitu libur dikarenakan adanya memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW pekan lalu terulang. 

Baca Juga: Korea Utara Terancam Bangkrut, Terpaksa Cari Pendapatan Dari Yang Lainnya

Saat liburan panjang tersebut, jumlah kenaikan penularan COVID-19 cukup tinggi. Sehingga libur akhir tahun harus diantisipasi secara baik.

"Kemenparekraf harus memastikan protokol kesehatan pencegahan penularan COVID-19 secara baik di tempat-tempat destinasi wisata. Mau tidak mau, harus siapkan semua destinasi sesuai prokes COVID-19," katanya.

Menurut dia, desa wisata adalah fakta bahwa masyarakat serta anak-anak muda dapat diberdayakan dengan bekerja langsung. 

Sedangkan destinasi wisata prioritas atau super prioritas harus menunggu investor.(DS)(***)



Editor: Rudolf

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler