“Work From Bali ini satu program yang menarik. Menurut kami dari ASITA sepanjang Prokes dilakukan dengan ketat dan tegas seharusnya bukan PPDN ini menjadi pemicu lonjakan Covid karena yang datang itu adalah orang-orang sehat. Artinya pada saat mereka akan datang ke Bali (WFB ) mereka seharusnya sudah memenuhi aturan Prokes, Test Antigen harus negative, jika sudah di vaksin lebih bagus lagi," ujar Ketut Ardana.
Baca Juga: Wagub Cok Ace: Bali Siap Buka Pintu Pariwisata Internasional Bulan Juli
Jadi, lanjut Ardana kecil kemungkinan ada yang lolos masuk ke Bali kondisi terjangkit. Dan pihaknya juga melihat bahwa masyarakat Bali relatif sangat tertib dalam menjalankan prokes.
"Kami berharap WFB bisa berjalan dengan baik, saat ini ada 400 anggota kami, tentunya pasti akan berdampak bagi anggota kami juga. Pasti ada pemesanan tiket, hotel dan lainnya,” tandasnya.
Pun I Nyoman Sudiartha, SE ketua Angkutan Pariwisata Bali yang memiliki anggota 150 pengusaha, dengan 2000 unit armada dan menyerap 6000 pekerja menyatakan sangat tidak setuju dengan adanya pernyataan tersebut.
Baca Juga: Ini Langkah Aman Berinternet
“Ini sangat merugikan kami, yang selama ini berharap pariwisata bisa dibuka kembali. Kami minta data Covid dibuka saja, karena kami sudah melakukan prokes seketat-ketatnya apa benar karena WFB? WFB ini sangat membantu pariwsata Bali meskipun volumenya masih kecil saat ini. Kami sangat merasakan. Mohon kiranya, jangan dipolitisasi kondisi kami, kami sangat berharap pariwisata bisa pulih kembali. Atau kami akan akan turun ke jalan untuk kelangsungan hidup kami. Kami punya banyak tanggungan selain usaha kami,” ujar Nyoman.
Keraguan terhadap pernyataan tersebut juga disampaikan oleh Bayu Adisastra pengusaha hotel dan pusat perbelanjaan di Bali. Menurut Bayu ada yang kurang pas dengan pernyataan tersebut.
Baca Juga: Presiden Jokowi di PKB: Prokes CHSE Diharap Mampu Kembalikan Citra Pariwisata Bali