INDOBALINEWS - Jelang Pemilu 2024, sejumlah capres masih melakukan safari politik mencari calon pendampingnya memimpin negara mendatang.
Pun begitu dengan bacapres Prabowo Subianto, sejumlah nama diusulkan bakal cocok dipasang-pasangkan menjadi pendampingnya nanti dengan sejumlah kriteria yang pas.
Termasuk siapa yang bakal mendampingi bacapres Prabowo. Pakar Hukum Tata Negara dan Konstitusi Fahri Bachmid menyarankan bakal calon presiden Prabowo Subianto, memilih sosok calon wakil presiden dari kalangan teknokrat.
Baca Juga: Buronan Interpol Asal Rusia Dideportasi gegara Terlibat Penipuan dan Organisasi Kriminal
Menurut Fahri Cawapres tidak lagi hanya diidentikkan sebagai figur, yang berfungsi untuk sekadar meningkatkan elektabilitas pemilu. Tetapi, kata akademisi Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar itu, konsep yang ideal adalah calon presiden yang berani mengembalikan serta mendudukkan pranata wakil presiden, sesuai derajat konstitusionalnya berdasarkan UUD 1945.
"Menentukan cawapres yang sesuai dengan kebutuhan negara, dan tidak semata-mata ”ban serep”, karena tugas konstitusional negara ke depan akan semakin kompleks, lebih berat dan menantang," katanya.
Dia menyarankan agar Prabowo memilih sosok cawapres yang teknokratis, seorang intelektual, cendikiawan yang menguasai aspek ketatanegaraan serta kepemerintahan.
Menurut dia, secara konvensional praktik pengisian jabatan wapres dengan konsep "meritokrasi" pernah terjadi dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia. Seperti Dwitunggal Soekarno-Hatta di mana Soekarno berperan sebagai "solidarity maker" di awal kemerdekaan dan Hatta berperan sebagai ”administrator” negara.